AGSI Dorong Pengembangan Kompetensi Profesionalisme Guru Sejarah

  • Bagikan

Suaraindo.id – Asosiasi Guru Sejarah Indonesia menggelar webinar dengan tema “Menguak Tabir Sultan Hamid II dalam Perjalanan Sejarah Bangsa”  yang kini sedang menjadi trending topik nasional berlatar sejarah, Minggu (5/7/2020).

AGSI adalah organisasi profesi yang bersifat independen dan tidak akan terlibat dengan kemelut pengkhianat atau pahlawan, tapi akan menilai sendiri secara objektif, proporsional, dan bijak mengenai kiprah para tokoh dalam sejarah Indonesia.

Tema-tema diangkat konstekstual bertujuan memberikan pemahaman kepada publik bahwa sejarah akan selalu aktual. Sejarah harus menjadi referensi dalam setiap nafas kehidupan kita yang perjalanannya melintasi ruang dan waktu.

Sejarah juga harus menjadi panduan dalam kita menentukan arah perjalanan bangsa, masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang

AGSI memiliki semangat untuk menjadikan diri sebagai sebuah gerakan intelektual yang mengambil peran aktif dalam mengembangkan kompetensi profesionalisme serta harkat martabat Guru Sejarah.

Webinar ini dapat menjadi salah satu alternatif media pembelajaran sekaligus bahan pengayaaan bagi Guru dan Siswa dalam memahami secara lebih utuh berbagai tema sejarah baik teks maupun konteks, melalui ruang dialog akademik, bertumpu pada sumber-sumber sejarah.

Selain itu, diperkaya dengan pendekatan multidimensional untuk menghadirkan pikiran dan kesadaran sejarah melalui pembelajaran di ruang-ruang kelas.

Webinar Nasional Kesejarahan ini dipandu Sumardiansyah Perdana Kusuma selaku Presiden AGSI dan anggota pengembang kurikulum sejarah, dengan menghadirkan narasumber Dr. Mohammad Iskandar (Sejarahwan), Turiman Faturahman Nur, S.H., M.Hum (Peneliti sejarah lambang negara), Dr. Rusdhy Husein (Sejarahwan), Anshari Dimyati, SH., M.H. (Ketua Yayasan Sultan Hamid II–peneliti aspek pidana Sultan Hamid II Alkadrie), serta tamu kehormatan: Prof. Dr Meutia Hatta–guru besar antropologi Universitas Indonesia-mantan Menteri Peranan Wanita.

Jumlah peserta webinar dilihat dari pendaftar mencapai 1.930 dan live disiarkan melalui chanel youtube Asosiasi Guru Sejarah Indonesia dan media online teraju.id (anggota AMSI/Asosiasi Media Online Seluruh Indonesia berkantor pusat di Kota Pontianak-Kalimantan Barat).

Apresiasi di dinding chat para peserta sepanjang webinar 3 jam sangat mengapresiasi yang menjawab terang benderang trending topik nasional, apakah Sultan Hamid II Alkadrie pengkhianat atau pahlawan nasional.

Acara dipandu Presiden AGSI Muhardiansyah Perdana Kusuma menekankan sisi ilmiah sejarah. Pembicara pertama selama 15-20 menit Turiman Faturahman menceritakan alur riset ilmiah sejarah lambang negara Elang Rajawali Garuda Pancasila.

Pembicara kedua Dr Muhammad Iskandar menggaris-bawahi bahwa fakta-fakta sejarah yang otentik sudah jelas mengenai peranan Sultan Hamid II merancang lambang negara.

Pakar sejarah ini juga mengulas tetang Westerling dan APRA yang ditelitinya. Menurutnya dalam kondisi Indonesia saat ini, sejarah perlu ditulis ulang.

Tidak semata-mata perspektif Jawa dan sedikit dari Sumatera, tetapi juga dari imuan-ilmuan lokal-nasional lainnya di mana selama ini kurang tergali.

Terbukti dengan hasil riset yang dituturkan peneliti sejarah hukum lambang negara, Turiman Faturahman Nur dari Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura, diikuti riset tesis di Magister Hukum Universitas Indonesia fakta-faktanya otentik dan bisa diperiksa ulang otentisitasnya.

  • Bagikan