Jokowi Pilih PSBL alias Pembatasan Sosial Berskala Lokal Ketimbang PSBB untuk Melawan Corona

  • Bagikan
Presiden Indonesia Joko Widodo memeriksa uji coba fase ketiga vaksin COVID-19 Sinovac di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, 11 Agustus 2020. Presiden Joko Widodo berharap vaksin Covid-19 Sinovac tersebut dapat disuntikan pada warga Indonesia pada Januari tahun depan. Courtesy of Indonesian Presidential Palace/Handout via REUTERS

Suaraindo.id- Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali mengingatkan jajaran Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) untuk bekerja menangani kasus Covid-19 menggunakan strategi intervensi berbasis lokal.

“Sudah berkali-kali saya sampaikan, terapkan strategi intervensi berbasis lokal, pembatasan berskala lokal, baik itu di tingkat RT/RW hingga desa. Sehingga, penanganan lebih detail dan bisa lebih fokus,” ujar ujar Jokowi dalam rapat terbatas via video conference dari Istana Merdeka, Jakarta pada Senin, 14 Septembr 2020.

Jika melihat data, ujar Jokowi, sudah pasti ditemukan persebaran kasus Covid-19 di setiap wilayah berbeda-beda. Di sebuah provinsi yang memiliki beberapa kabupaten misalnya, tidak semua berada di zona merah. Pun demikian di tingkat kota/kabupaten, tidak semua kelurahan atau kecamatan berada di zona merah.

“Sehingga penanganannya jangan digeneralisir. Setiap wilayah membutuhkan treatment yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, strategi intervensi berbasis lokal penting sekali untuk dilakukan,” ujar Jokowi.

Presiden memerintahkan komite untuk fokus menangani delapan provinsi dengan kasus tertinggi. Delapan provinsi tersebut yakni; DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Papua. “Delapan provinsi ini prioritas, sudah saya sampaikan sejak dua bulan lalu,” kata Jokowi.

  • Bagikan