Menjadi Wartawan Suaraindo.id
“Suara Daerah untuk Indonesia”. Demikianlah slogan dari Media Siber Suaraindo.id . Dalam menyajikan berita, keakuratan informasi tidak boleh dikorbankan demi kecepatan atau demi menarik pembaca. Begitu banyak media, khususnya media online, yang awalnya populer, kemudian surut akibat menurunnya kualitas pemberitaan ketika wartawan mereka mengejar popularitas artikel dan kecepatan. Media tersebut terjerumus dalam sensasionalisme dan akhirnya ditinggalkan pembaca. Di masa kini, pembaca sudah pandai memilah mana media yang bisa dipercaya, dan mana media yang patut dipertanyakan.
Diantara informasi yang harus dipastikan dalam pemberitaan adalah nama-nama orang, tempat atau institusi (berikut ejaan yang benar untuk nama tersebut), angka-angka, statistik, tanggal dan sebagainya. Hati-hati dengan kesalahan ejaan untuk setiap kata. Keakuratan bukan saja berasal dari kebenaran fakta yang mendasari pemberitaan, tapi juga dari kebenaran dalam penyampaian kabar tersebut sehingga berita yang disajikan menjadi otoritas.
Struktur Berita
Tidak semua media memiliki standar yang sama dalam pemberitaan. Segmen pembaca yang ditargetkan menentukan bahasa yang digunakan dalam berita. Di Suaraindo.id, sebagai media berita umum, maka standar bahasa yang digunakan adalah standar bahasa pemberitaan yang baku. Tidak ada penggunaan bahasa sensasional dan sebagainya.
Di zaman internet masa kini dengan luasnya penggunaan media sosial, semua media online berpeluang menjadi otoritas berita yang bisa disebarkan oleh pembaca melalui Facebook, Twitter dan sebagainya. Pola ini mendobrak sistem segmentasi pasar dan kini kompetisi berada pada penyampaian berita yang akurat dengan bahasa yang rapih, dengan cepat.
Judul
Judul yang benar, selain lebih menarik, juga membantu calon pembaca menemukan berita tersebut ketika mencari informasi di Google. Dalam penulisan judul, perhatikan peraturan-peraturan berikut:
1. Jangan menggunakan huruf kapital (huruf besar) semua, tapi gunakan kapital sesuai penggunaan dalam judul, seperti contoh ini:
SALAH: KOTA BOGOR RAYAKAN HARI ULANG TAHUN KE-1000
BENAR: Kota Bogor Rayakan Hari Ulang Tahun ke-1000
Catatan: Perhatikan bahwa huruf depan setiap kata dalam judul menggunakan kapital, kecuali kata-kata sambung seperti: di, ke, dengan, dan
2. Berikan judul yang lebih merinci tentang peristiwa dan tempat kejadian, seperti contoh:
SALAH: Seorang Bocah Jatuh ke Sumur
BENAR: Orangtua Lengah, Bocah 3 Tahun Jatuh ke Sumur
SALAH: Sebuah Truk Tangki Terguling
BENAR: Rem Blong, Truk Tangki Pertamina Terguling di Galuga
3. Kalau menyampaikan opini narasumber, cantumkan narasumber dalam judul, seperti contoh:
SALAH: Walikota Bogor Sesat Konstitusi
BENAR: Aktivis Mahasiswa: “Walikota Bogor Sesat Konstitusi”
SALAH: Kinerja Pemkab Bogor Jauh di Bawah Harapan
BENAR: Anggap Infrastruktur Masih Berantakan, FMBB Beri Rapor Merah Kinerja Pemkab Bogor
Struktur Artikel
Setiap media online atau cetak memiliki ciri khas sendiri dalam membuka setiap artikel berita. Di Suaraindo.id, standar untuk pembuka artikel berita adalah nama media Suaraindo.id (tebal) dan setrip kemudian baru awal kaliman berita.
Contohnya: Suaraindo.id—
Kalimat Pembuka
Kalimat pembuka untuk setiap artikel merupakan rangkuman secara keseluruhan tentang rincian peristiwa yang diberitakan. Format penulisan mirip seperti kalimat pembuka yang dibacakan oleh pewarta berita di televisi. Kalimat pembuka menambahkan sedikit rincian lebih terhadap judul.
Contoh judul: Sadiq Khan Menjadi Walikota Muslim Pertama Kota London, Inggris
Suaraindo.id—Politisi Partai Buruh, Sadiq Khan telah memenangi pemilihan walikota di ibukota Inggris, London, dan dilantik menjadi walikota pada Sabtu (7/5/2020). Anak dari seorang sopir truk, Sadiq Khan menjadi walikota pertama bagi kota besar di dunia Barat yang beragama Islam, dan berhasil mengatasi berbagai kontroversi yang dihembuskan tentang umat Islam di dunia Barat masa kini.
Contoh judul: Kecelakaan Truk Tewaskan 2 di Galuga
Suaraindo.id – Sebuah truk tangki bermuatan BBM Premium jatuh ke dalam jurang dan menewaskan sang sopir dan kernet di Jalan Galuga, Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pihak kepolisian menduga bahwa kecelakaan tersebut akibat rem blong sehinga sopir kehilangan kendali terhadap truk tersebut.
Foto Berita
Setiap berita Suaraindo.id harus disertai foto. Apabila tidak ada foto, maka boleh menggunakan ilustrasi, dengan mencantumkan nama sumber foto tersebut.
Foto juga harus disertai dengan keterangan mengenai apa dan siapa yang terlihat di foto itu, serta tanggal pengambilan foto.
Kaidah Pengetikan
Penggunaan Huruf Kapital
Huruf kapital, atau huruf besar, hanya digunakan untuk huruf pertama kalimat, nama orang, nama tempat atau institusi, judul atau tema dari sebuah acara dan singkatan (seperti RT, RW, SMK, SMA dan sebagainya).
Huruf kapital tidak digunakan untuk mengawali angka-angka.
Dalam kata-kata akronim (seperti Polsek, Polda, Kapolsek, Kepsek, Kadiv humas dan sebagainya), cukup huruf pertama dijadikan kapital.
Penggunaan Spasi
Dalam mengetik berita, perhatikan standar dalam penggunaan spasi.
Gunakan spasi setelah tanda baca, seperti koma, titik, tanda kurung, tanda kutip (kecuali tanda kutip pembuka) dan titik dua.
Penggunaan Tanda Kutip
Tanda kutip harus selalu digunakan apabila mengutip pembicaraan atau Press Release. Gunakan tanda kutip pembuka dan penutup, dan tanda koma atau titik harus selalu berada sebelum tanda kutip penutup, seperti ini:
“Kami akan lakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.
Presiden juga mengatakan bahwa pihaknya akan “terus mengupayakan pelepasan sandera lainnya.”
Penggunaan Titik dan Koma
Salah penggunaan titik dan koma bisa berakibat fatal ketika apa yang difahami oleh pembaca berbeda dengan apa yang dimaksud oleh wartawan. Maka gunakan titik dan koma sesuai penggunaan benarnya.
Perhatikan penggunaan titik di akhir kalimat, dan kalimat jangan terlalu panjang (lebih dari 3 baris).
Kaidah Bahasa Indonesia dalam Artikel Pemberitaan
Penggunaan kata “di”
Kata “di” masih seringkali salah penggunaannya. Harus diingat bahwa “di” dan kata benda atau tempat selalu dipisah, dan “di” dengan kata kerja selalu disambung, contohnya:
Kata benda/tempat: di Bogor, di tempat, di rumahnya, di atas, di depan, di dalam.
Kata kerja: diingat, dijatuhkan, dibuka, ditutup, dirinci, dilantik.
Pencantuman Gelar dan Pangkat
Dalam pemberitaan standar, biasanya gelar pendidikan tidak dicantumkan, sedangkan pangkat polisi atau militer dicantumkan. Baik dicantumkan atau tidak, gelar atau pangkat tersebut hanya perlu dicantumkan pada penulisan pertama saja, dan tidak diulang lagi, contohnya:
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menaikkan pangkat 20 perwira tinggi kepolisian di Mabes Polri, Selasa (12/4/2020). Pada acara pelantikan tersebut, Kapolri menegaskan…
Kepala BNPT Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan pihaknya masih mengupayakan penangkapan gembong teroris Santoso. Tito juga menjelaskan bahwa saat ini kelompok Santoso sudah terisolasi.
Contoh lainnya: Presiden Joko Widodo (tidak perlu mencantumkan Ir. H. Joko Widodo), anggota DPR Ruhut Sitompul (tidak perlu mencantumkan gelar SH) dan sebagainya.
Ada kalanya gelar pendidikan dicantum, seperti dalam profil atau periklanan, untuk mengangkat nama seorang figur.
Penulisan angka
Tidak seperti dalam dokumen legal, penulisan angka cukup dengan karakter angkanya saja, jangan ditulis dalam huruf latin. Contohnya:
SALAH: Polisi menangkap 9 (sembilan) tersangka penyalahguna narkoba.
BENAR: Polisi menangkap 9 tersangka penyalahguna narkoba.
Dalam media online, penulisan angka dengan karakter angkanya dan bukan dengan huruf latin dianjurkan juga karena dianggap lebih efektif untuk meningkatkan popularitas sebuah artikel.
Penulisan waktu dan tanggal peristiwa
Dalam melaporkan peristiwa, biasanya cukup mencantumkan hari dan tanggalnya saja, tidak perlu mencantumkan waktu. Kecuali apabila pencantuman waktu itu penting sebagai detail peristiwa. Untuk penulisan tanggal, cukup mencantumkan tanggal dan bulannya, tanpa mencantumkan tahunnya.
Misalnya, kejadian kecelakaan atau perampokan perlu dicantumkan waktu kejadiannya. Sedangkan liputan sebuah acara tidak perlu mencantumkan waktunya. Bila dirasa perlu, cukup mencantumkan pagi/siang/malam, misalnya: Sabtu siang (7/5/2020)
.
Mengutip Perkataan Narasumber
Dalam menyampaikan kutipan perkataan narasumber, anda dapat menggunakan kata-kata berikut ini untuk mengakhiri kutipan: terangnya, pungkasnya, tutupnya, tegasnya, bebernya, jelasnya, lanjutnya, tambahnya, paparnya, katanya, ujarnya, tuturnya, ucapnya.
Perkataan narasumber, selain dari ungkapan lisan, bisa juga dari status sosial media seperti Facebook dan Twitter. Khusus Twitter, akhiri kutipan dengan cuitnya. Sertakan pula status sosmed tersebut dalam berita menggunakan fitur “embed” atau “sematkan” di Twitter dan Facebook.
Mengutip Press Release
Seringkali kita menerima rilis pers atau “press release” yang bisa dikutip untuk pemberitaan. Press release tidak boleh dimuat secara mentah. Tujuan dari press release adalah untuk mengutip pernyataan sikap dari individu, institusi atau organisasi tertentu.
Dalam mengutip press release, gunakan teknik yang sama seperti mengutip pembicaraan narasumber. Namun jangan gunakan kata-kata “ujarnya” dan “ucapnya”, karena kata tersebut hanya digunakan untuk ungkapan secara lisan.
Mengutip Media Lain
Di Suaraindo.id, ada kalanya kita mendapatkan bahan berita yang mengutip media lain untuk mendapatkan detail tambahan atau kutipan.
Gunakan kata-kata “Seperti yang dilansir oleh Antaranews…”, atau “Dilaporkan oleh Kompas.com…”, atau “Menurut pemberitaan media Reuters…” di awal atau di akhir informasi tersebut.
Pengiriman Berita
Apabila artikel anda sudah selesai, jangan lupa untuk mencantumkan nama penulis di akhir artikel.
Kirimkan artikel berita beserta foto dan keterangan fotonya melalui e-mail ke redaksisuaraindo2020@gmail.com atau langsung melalui WhatsApp ke redaktur atau grup redaksi Suaraindo.id