Perjalanan Kasus Herry Wirawan, Pemerkosa 13 Santriwati, Sampai Dihukum Mati

  • Bagikan
Herry Wirawan, tersangka pemerkosaan sejumlah santriwati di Bandung. (Foto:Suara.com)

Suaraindo.id – Kasus pemerkosaan 13 santriwati oleh Herry Wirawan memasuki babak akhir. Herry divonis hukuman mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi (PT) Bandung. Hal itu setelah Ketua Majelis Hakim PT Bandung Herri Swantoro mengabulkan banding Kejaksaan Tinggi Jawa Barat atas putusan Pengadilan Negeri (PN) Bandung, yang menghukum Herry pidana penjara seumur hidup.

Berikut perjalanan kasus Herry Wirawan, guru pesantren asal Garut yang melakukan pemerkosaan pada santrinya sejak 2016 hingga 2021.

1. Mulai Terungkap pada 2021

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut menyebut kasus itu terungkap saat salah satu korban pulang ke rumah tahun lalu. Kala itu dia hendak merayakan Hari Raya Idul Fitri. Orangtua korban saat itu melihat ada yang berubah pada anaknya, hingga diketahui anaknya hamil. Orangtua korban kemudian melapor ke Polda Jabar dengan pendampingan kepala desa setempat.

2. Korban Lahirkan 9 Bayi

Perbuatan Herry Wirawan memang benar-benar bejat. Tak hanya meninggalkan trauma psikologis dan mental, para korban harus menanggung beban menjadi orangtua saat usia masih belia. Akibat perbuatan Herry Wirawan, ada 9 bayi yang dilahirkan para korban. Salah satu korban bahkan sampai melahirkan dua anak dari perbuatan asusila guru pesantren itu. Korban yang melahirkan dua anak baru berusia 14 tahun. Dari belasan korban Herry, 11 di antaranya berasal dari Garut, Jawa Barat. Mereka memiliki pertalian saudara serta bertetangga.

3. Iming-Iming Biaya Kuliah

Beragam tipu daya dilakukan Herry Wirawan agar para korban menutup rapat aibnya. Korban diiming-imingi menjadi polwan hingga dibiayai kuliahnya. Selama beberapa tahun korban juga dieksploitasi untuk bekerja di bagian tata usaha. Salah satu tugasnya yakni membuat proposal untuk mencari dana.

4. Herry Akui Tindakannya

Herry Wirawan mengakui telah memerkosa 13 santriwati dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Di sidang itu, terdakwa meminta maaf atas tindakannya. Herry mengaku khilaf. Dalam persidangan Herry juga mengakui sempat mengurung korban agar tidak membeberkan kejahatannya.

5. Dituntut Hukuman Mati

Jaksa penuntut umum (JPU) menuntut Herry Wirawan dengan hukuman mati dan kebiri kimia dalam pembacaan tuntutan oleh jaksa yang digelar tertutup di PN Bandung, 11 Januari 2022. Tuntutan itu diambil karena kejahatan Herry Wirawan dilakukan secara terus menerus dan sistematis. Tuntutan tersebut juga merupakan bukti Kejati berkomitmen untuk memberi efek jera pada pelaku kekerasan seksual.

6. Vonis Penjara Seumur Hidup

Herry Wirawan mendapatkan vonis penjara seumur hidup dalam sidang vonis di PB Bandung, 15 Februari 2022. Vonis itu sontak membuat kecewa banyak kalangan yang berharap terdakwa dihukum seberat mungkin.

7. Jaksa Ajukan Banding

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat mengajukan banding terhadap putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung, yang menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup terhadap pelaku pemerkosaan Herry Wirawan. JPU mengharapkan banyak hal menjadi pertimbangan majelis hakim dalam melakukan banding tersebut.

8. Vonis Hukuman Mati Dikabulkan

Ketua Majelis Hakim PT Bandung Herri Swantoro mengabulkan hukuman tersebut setelah Kejaksaan Tinggi Jawa Barat mengajukan banding atas putusan Pengadilan Negeri (PN) Bandung. “Menerima permintaan banding dari jaksa penuntut umum. Menghukum terdakwa oleh karena itu dengan pidana mati,” kata Herri Swantoro di Bandung, Jawa Barat.Dalam putusan itu, Senin (4/4/2022), hakim memperbaiki sejumlah putusan PN Bandung. Herry Wirawan juga diputuskan oleh hakim untuk tetap ditahan. Hukuman itu sesuai Pasal 21 KUHAP jis Pasal 27 KUHAP jis Pasal 153 ayat ( 3) KUHAP jis ayat (4) KUHAP jis Pasal 193 KUHAP jis Pasal 222 ayat (1) jis ayat (2) KUHAP jis Pasal 241 KUHAP jis Pasal 242 KUHAP, PP Nomor 27 Tahun 1983. Kemudian Pasal 81 ayat (1), ayat (3) jo Pasal 76.D UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 65 ayat (1) KUHP dan ketentuan-ketentuan lain yang bersangkutan.

9. Bayar Restitusi

Selain vonis mati, Herry diwajibkan membayar restitusi sebesar Rp300 juta lebih. Vonis itu menganulir putusan PN Bandung, yang sebelumnya membebaskan Herry dari hukuman pembayaran ganti rugi terhadap korban tersebut. “Menimbang, bahwa majelis hakim tingkat pertama telah menjatuhkan putusan untuk membebankan restitusi kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, bahwa hal ini bertentangan dengan hukum positif yang berlaku,” kata Hakim.

10. Harta Dirampas

Hukuman pada Herry Wirawan semakin berlipat karena Majelis Hakim Pengadilan Tinggi (PT) Bandung memutuskan merampas harta atau asetnya. Ketua Majelis Hakim PT Bandung, Herry Swantoro, menyatakan perampasan dilakukan untuk memenuhi biaya pendidikan dan kelangsungan hidup para anak korban dan bayi-bayinya hingga mereka dewasa atau menikah. Hasil perampasan akan dilelang. Hasil lelang akan diserahkan terlebih dahulu kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Merampas harta kekayaan/aset terdakwa Herry Wirawan berupa tanah dan bangunan serta hak-hak terdakwa dalam yayasan Yatim Piatu Manarul Huda,” kata hakim.

  • Bagikan