Suaraindo.id– Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo ketika mendapat perintah Presiden untuk percepatan pencegahan stunting mengaku tertatih-tertatih.
Barulah kemudian terpikir membuat aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil), tak tahunya LDII lebih duluan punya Program Usia Nikah (UNIK).
“Saya diperintah Presiden tertatih-tertatih mencegah stunting, baru kepikiran bikin Elsimil, yang mau nikah diurus semua. Eh ternyata LDII sudah punya UNIK, ya sudah tinggal berguru saja.,” ujarnya ketika saat tampil sebagai narasumber dalam diskusi bertajuk “Cegah Stunting Membangun Generasi Sehat dan Cerdas, Wujudkan Indonesia Emas 2045” yang dihelat DPP LDII bekerja sama dengan BKKBN serta Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, Jawa Timur, Sabtu (27/7/2024).
Ia sependapat dengan langkah LDII yang sejak usia nikah sudah dilakukan pembinaan, karena prakonsepsi (persiapan kehamilan) dinilai harus menjadi perhatian sejak dini.
“Janganlah hanya mempersiapkan prewedding, dengan foto sana-sini, tapi prakonsepsi dilupakan, padahal persiapan kehamilan juga harus dipersiapkan sejak ini,” tegas Hasto.
Membicarakan pencegahan stunting, lanjut dia, ketika hamil sebulan dua bulan itu merupakan golden period.
“Ketika hamil sebulan dua bulan itu golden period. Sebab mau cacat, bibir sumbing di bulan pertama kedua ini. Ini hukum Allah seperti ini, mau langsing atau gendut ditentukan pada usia kehamilan di awal ini,” lanjutnya.
Selain itu pihaknya percaya dengan membangun kerjasama dengan LDII akan mampu menciptakan keluarga yang berkualitas di seluruh Indonesia.
“Kerjasama ini semakin menyakinkan BKKBN dalam mewujudkan keluarga berkualitas akan tercapai, karena kami ada Bina Keluarga Remaja, punya Bina Keluarga Balita. Di LDII sudah ada Cabe Rawit dan Generus. Pembinaan betul-betul ingin menjadikan generasi muda yang sehat dan cerdas,” jelasnya.
Hasto juga mengingatkan generasi di Indonesia sudah mendekati aging population (penuaan penduduk, maka diperoleh generasi berikutnya.
“Saat ini populasi yang tua banyak, populasi muda juga banyak. Tapi 10 tahun lagi kita harus menanggung beban orang tua karena orang tua ditopang karena faktor pendidikan dan ekonominya rendah,” ungkap Hasto.
Oleh karenanya, apabila generasi yang ada ini lembek seperti stroberi dikhawatirkan tidak ada menopang generasi tuanya.
“Sejak dini gizi seimbang itu menjadi penting. Hal Ini harus diterapkan sejak kita umur 0-5 tahun, dan seterusnya harus sudah diperhatikan ilmunya, dan skillnya,” katanya.
Baginya, penting sekali menjaga semuanya dari awal.
“Menciptakan generasi harus dimulai dari awal, ingat satu telur yang menentukan kualitas kita,” ucapnya menegaskan.
Sementara Ketua DPW LDII Kalbar Susanto membenarkan organisasinya selama ini telah ada program UNIK yang memang sasarannya bagi remaja di kelompok umur yang sudah memasuki usia nikah.
“Program UNIK sudah sejak lama dilakukan oleh LDII. Sasaran pembinaannya untuk remaja yang sudah masuk usia nikah. Jadi beberapa bekal keilmuan diberikan, harapannya saat berkeluarga sudah mampu menjalankan tugasnya dengan baik,” jelasnya.
Ilmu yang dimaksud tentulah penguatan kefahaman agama, dan parenting serta kesehatan.
“Pembinaan diarahkan untuk faham agama, pola asuh dan juga kesehatan reproduksi. Karena semua mesti dipersiapkan sehingga menjadi keluarga yang berkualitas dan bakal lahir generasi yang cerdas pula,” tegas Susanto.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS