Suaraindo.id – Pegiat kebaya dan budaya Indonesia, Miranti Serad Ginanjar, menegaskan bahwa kebaya lebih dari sekadar pakaian; ia adalah simbol identitas budaya bagi perempuan Indonesia yang harus dijaga dan dipromosikan. Pernyataan ini disampaikannya saat mengisi workshop di SMK Jakarta pada Sabtu, 21 Desember 2024.
Miranti berbagi pengalamannya saat berada di Eropa, di mana penghargaan yang diterimanya bukan karena merek pakaian yang digunakan, tetapi karena dirinya adalah perempuan yang memahami dan menghargai budaya Indonesia. “Ketika saya sedang di Eropa, mereka di sana lebih menghargai kita bukan karena merek pakaian yang kita gunakan. Tetapi karena kita adalah perempuan yang mengerti dan menghormati budaya sendiri,” ujar Miranti seperti dilansir dari ANTARA.
Ia menjelaskan bahwa penghargaan internasional sering kali datang kepada bangsa yang bisa mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya mereka. Kebaya, menurut Miranti, sudah mendapat pengakuan dunia karena memiliki nilai sejarah yang tinggi serta mencerminkan jati diri bangsa. Namun, untuk tetap relevan di era modern, kebaya membutuhkan adaptasi agar dapat mendukung aktivitas sehari-hari tanpa mengurangi nilai tradisionalnya. Miranti menyarankan agar desain kebaya dibuat lebih praktis dan fleksibel, sehingga dapat menjadi bagian dari gaya hidup yang mencerminkan kecintaan terhadap budaya.
Selain itu, Miranti melihat kebaya memiliki peluang besar dalam industri ekonomi kreatif. Dengan pengakuan UNESCO, kebaya kini mendapat sorotan internasional yang membuka peluang bagi desainer muda untuk menciptakan kebaya yang modern namun tetap mempertahankan nilai tradisionalnya. “Sebagai anak muda, kita bisa mendesain kebaya yang modern tanpa meninggalkan nilai tradisionalnya. Ini adalah cara agar kebaya tetap hidup, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional,” tambahnya.
Dalam workshop tersebut, turut dilakukan demonstrasi teknik kebaya kerancang oleh pewaris kebaya kerancang. Demonstrasi ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana teknik jahit tradisional dapat diterapkan menggunakan mesin modern, tanpa mengurangi keaslian dan nilai seni kebaya. Sekitar 200 siswa yang hadir pun diharapkan terinspirasi untuk tidak hanya melihat kebaya sebagai busana tradisional, tetapi sebagai bagian integral dari identitas budaya bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS