Suaraindo.id – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan rencana strategisnya untuk mengajukan penerapan konsep family office kepada Presiden Prabowo Subianto pada Februari mendatang. Hal ini disampaikannya dalam acara “Semangat Awal Tahun 2025” yang berlangsung di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
“Kalau saya bertemu Presiden, saya berusaha ya bulan depan harus kita jadikan,” ujar Luhut, sebagaimana dilansir dari ANTARA.
Luhut menjelaskan bahwa studi terkait penerapan family office di Indonesia telah dilakukan sejak lama. Ia optimistis bahwa Presiden Prabowo akan mendukung gagasan tersebut, terutama mengingat potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk menarik investasi dari kalangan konglomerat global.
“Kita sudah lama studi dan kita tidak mau kalah dengan negara tetangga kita. Jangan sampai kita didahului,” tegas Luhut.
Sebagai bagian dari upaya ini, Luhut menekankan perlunya menyusun insentif yang lebih menarik dibandingkan negara-negara seperti Malaysia, yang saat ini menawarkan fasilitas kompetitif bagi investor kaya. “Mereka kasih insentif yang sangat kompetitif. Kita juga harus. Kalau tidak, kita kalah,” tambahnya.
Gagasan family office pertama kali diangkat Luhut saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pada Mei 2024, di sela-sela kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Luhut menyatakan keinginannya menjadikan Bali sebagai pusat family office seperti Hong Kong dan Singapura.
“Kami dorong Bali ini menjadi hub (pusat) untuk family office seperti di Hong Kong dan Singapura,” ungkapnya saat itu.
Pada Juli 2024, Luhut mengungkapkan bahwa beberapa konglomerat asing telah menunjukkan minat untuk mendaftar ke program family office. Tim terkait pun telah melakukan kunjungan ke negara-negara yang sudah menerapkan konsep serupa, seperti Uni Emirat Arab, Hong Kong, dan Singapura.
“Kita sudah belajar bagaimana mereka mengelola dana-dana besar tersebut, dan menjadikannya salah satu tolok ukur untuk konsep investasi kita,” jelasnya.
Selain Bali, Luhut berharap konsep family office dapat diperluas ke kota-kota strategis lainnya, seperti Jakarta dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurutnya, langkah ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing Indonesia sebagai tujuan investasi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.
“Kita harus berpikir jangka panjang dan melihat ini sebagai peluang besar untuk menarik modal asing dan menciptakan ekosistem investasi yang solid,” pungkas Luhut.
Rencana penerapan family office menjadi salah satu strategi ambisius yang diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam perekonomian global.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS