Tragedi Kemanusiaan di Yahukimo: 11 Pendulang Emas Diduga Dibantai KKB, Situasi Masih Mencekam

  • Bagikan
Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 Brigjen Pol Faizal Ramadhani mengungkapkan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali beraksi brutal di Papua. Kali ini, dilaporkan sebanyak 11 pendulang emas ilegal tewas dibantai KKB di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. SUARAINDO.ID/SK

Suaraindo.id – Aksi kekerasan kembali mengguncang Papua. Sebanyak 11 orang pendulang emas ilegal dilaporkan tewas dalam serangan brutal yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Brupmakot, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Insiden berdarah ini menjadi catatan kelam terbaru dalam rangkaian konflik bersenjata di Papua. Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, membenarkan adanya serangan tersebut. Namun, ia menyebut jumlah pasti korban belum dapat dipastikan lantaran tim gabungan TNI-Polri belum bisa mencapai lokasi kejadian.

“Benar, ada kejadian tersebut. Tapi berapa jumlah pastinya masih belum bisa dipastikan karena lokasi sangat jauh dan sulit dijangkau,” ujar Brigjen Faizal, dikutip dari Beritasatu.com, Kamis (10/4/2025).

Kampung Brupmakot, lokasi kejadian, berada sekitar 52 kilometer dari ibu kota Kabupaten Yahukimo, Distrik Dekai. Medan yang ekstrem dan minimnya infrastruktur membuat aparat kesulitan menjangkau tempat kejadian perkara (TKP).

Informasi awal diperoleh dari beberapa saksi mata yang berhasil melarikan diri dan keluar dari area penambangan emas ilegal tersebut. Hingga saat ini, aparat masih berupaya memastikan kebenaran data korban dan melakukan pendekatan bertahap ke lokasi.

Situasi makin memanas setelah KKB mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Juru bicara KKB, Sebby Sambom, dalam pernyataan yang beredar di media sosial, menyebut bahwa para korban adalah aparat yang menyamar sebagai pendulang emas.

“Mereka adalah aparat TNI/Polri yang menyamar sebagai pendulang. Kami bertanggung jawab atas penindakan ini,” ujar Sebby dalam rilis resminya.

Hingga kini, suasana di sekitar lokasi disebut masih mencekam. Aparat keamanan belum bisa melakukan evakuasi dan penyelidikan secara menyeluruh akibat ancaman lanjutan dan kondisi geografis yang tidak bersahabat.

Satgas Damai Cartenz menyatakan akan terus berupaya membuka akses menuju lokasi demi menyelamatkan korban selamat serta mengungkap detail tragedi kemanusiaan ini.

“Kami akan berupaya maksimal. Keselamatan personel menjadi prioritas, namun evakuasi tetap menjadi target utama,” tegas Brigjen Faizal.

Tragedi ini kembali menyuarakan keprihatinan mendalam atas konflik yang terus membara di Papua, dan mengingatkan semua pihak tentang pentingnya solusi damai yang berkeadilan dan manusiawi.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  • Bagikan