Suaraindo.id – Ratusan warga Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, secara tegas menyatakan penolakan terhadap rencana aktivitas pertambangan yang akan dilakukan oleh PT Sinergi Tangguh Alam Lestari (PT STAR). Aksi penolakan itu digelar di kawasan Gunung Ngoyan, Desa Siding, pada Minggu (12/10/2025), dan dihadiri perwakilan dari lima desa serta masyarakat dari tiga kecamatan sekitar.
Dalam orasi dan pernyataannya, warga menyampaikan kekhawatiran mendalam atas potensi kerusakan lingkungan yang akan terjadi jika aktivitas pertambangan PT STAR benar-benar dijalankan. Mereka menilai keberadaan perusahaan tersebut berpotensi merusak ekosistem hutan adat serta mengancam kelestarian sumber mata air yang selama ini menjadi penopang hidup masyarakat.
“Kami hidup bergantung pada alam. Hutan dan sumber air di kawasan ini adalah kehidupan kami. Kalau tambang masuk, kami khawatir air akan tercemar dan hutan habis,” ujar salah satu tokoh masyarakat Siding, Yulius, saat ditemui di lokasi aksi.
Selain itu, masyarakat juga menegaskan bahwa kawasan Gunung Ngoyan memiliki nilai spiritual dan budaya tinggi bagi warga adat Dayak yang mendiami wilayah tersebut. Oleh sebab itu, mereka meminta pemerintah daerah dan pihak terkait untuk meninjau kembali izin atau rencana eksplorasi yang diberikan kepada PT STAR.
Tokoh adat Siding, Apai Robert, menegaskan bahwa masyarakat tidak pernah diajak berdialog secara terbuka oleh pihak perusahaan maupun pemerintah. Padahal, aktivitas tambang yang akan dilakukan menyangkut ruang hidup masyarakat adat dan keberlanjutan lingkungan.
“Kami tidak menolak pembangunan, tapi kami menolak jika pembangunan itu merusak alam dan mengancam generasi kami ke depan,” tegasnya.
Sementara itu, perwakilan pemuda Siding menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dan memperkuat ekonomi masyarakat tanpa harus mengorbankan alam. Mereka berharap pemerintah lebih berpihak pada kepentingan rakyat dan kelestarian ekosistem dibanding kepentingan korporasi.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT STAR belum memberikan keterangan resmi terkait aksi penolakan warga tersebut. Namun, masyarakat berkomitmen akan terus menjaga kawasan Gunung Ngoyan dari segala bentuk aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS