PWI Kalbar Kutuk Keras Teror terhadap Wartawan Tempo, Desak Polisi Usut Tuntas

  • Bagikan
Paket berisi kepala babi yang ditujukan kepada wartawan Tempo, Francisca Christy Rosana di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 20 Maret 2025. SUARAINDO.ID/SK

Suaraindo.id – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kalimantan Barat mengecam keras aksi teror berupa pengiriman kepala babi dan bangkai tikus kepada wartawan Tempo. Insiden ini dinilai sebagai bentuk intimidasi serius yang mengancam kebebasan pers di Indonesia.

Ketua PWI Kalbar, Kundori, menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut. Ia menegaskan bahwa tindakan teror semacam ini tidak dapat ditoleransi dan meminta pihak kepolisian, khususnya Mabes Polri, untuk segera turun tangan mengusut kasus ini serta menangkap pelaku yang bertanggung jawab.

“Kejadian ini merupakan ancaman serius bagi kebebasan pers. Wartawan bekerja untuk mengungkap kebenaran, bukan untuk diteror dengan cara-cara keji seperti ini,” ujar Kundori, Minggu (23/3/2025).

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa intimidasi terhadap wartawan tidak hanya berbahaya bagi individu yang menjadi sasaran, tetapi juga berpotensi menciptakan ketakutan bagi seluruh insan pers. Menurutnya, hal ini dapat berdampak negatif terhadap kebebasan berekspresi dan independensi pers dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.

PWI Kalbar, kata Kundori, mendukung penuh langkah-langkah hukum yang akan diambil oleh pihak berwenang dalam mengusut kasus ini. Ia juga mengajak seluruh organisasi pers dan masyarakat untuk bersatu melawan segala bentuk intimidasi terhadap wartawan.

“Kami meminta kepolisian bekerja cepat dan profesional dalam menangani kasus ini. Jangan sampai kejadian serupa terulang dan mencederai demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan pers,” tegasnya.

Selain itu, ia mengimbau para wartawan untuk tetap waspada dan tidak gentar dalam menjalankan tugas mereka. Ia menegaskan bahwa kerja jurnalistik merupakan pilar penting dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas di masyarakat.

“Kasus pengiriman kepala babi dan bangkai tikus ini menjadi perhatian publik, mengingat tindakan itu tidak hanya meresahkan wartawan yang menjadi sasaran, tetapi juga mencerminkan ancaman nyata terhadap kebebasan pers di Indonesia,” pungkasnya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  • Bagikan