Dampak Pandemi, Perusahaan Jasa Pengiriman Tenaga Migran di Kendal Merugi Hingga Miliaran Rupiah

  • Bagikan

Suaraindo.id – Aktivitas Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) di Kabupaten Kendal terancam banyak yang gulung tikar. Hal itu karena, usaha jasa penempatan pekerja ke luar negeri nyaris tidak memiliki aktivitas sama sekali akibat covid-19 selama 2 Tahun.

Perlu diketahui,Untuk Kabupaten Kendal pemberangkatan Pekerja Migran ke dua setelah Kabupaten Cilacap.

Imbas pandemi ini menjadi faktor penyetopan pengiriman pekerja migran di banyak negara Asia dan Timur Tengah. Pembatasan juga terjadi pada proses pengurusan visa, hubungan dengan kantor kedutaan yang tutup, hingga persiapan pembekalan calon pekerja migran.

Menurut penuturan Ketua Paguyuban pengusaha P3MI Kabupaten Kendal, Puji, banyak anggotanya yang mengalami kerugian miliaran rupiah akibat penghentian pengiriman tenaga kerja selama pandemi ini.

“Total di tempat kami, ada 100 tenaga migran yang gagal berangkat akibat pandemi. Kalau kerugiannya mencapai miliaran rupiah,” tuturnya, kepada Suaraindo.id, Rabu (4/8/2021).

Bahkan akibat pandemi, beberapa perusahaan P3MI lain mulai melakukan pengurangan karyawan. Bagi yang tidak bisa bertahan terpaksa memilih untuk tidak beroperasi, dengan menghentikan semua aktivitas termasuk merumahkan karyawan.

Pimpinan dari PT Graha Mitra Balindo Kendal tersebut mengungkapkan, para karyawan yang ia kerjakan juga ikut dirumahkan.

“Bisnis afiliasinya juga terhenti. Misalnya yang terkait pelatihan bahasa, tutor-tutor pengajar, dan tentu saja para calon pekerja migran yang sudah meninggalkan kampung halaman mereka, harus kami pulangkan,” ungkapya.

Senada diungkapkan Dani Susilowati atau yang akrab disapa dengan “Mam Dani”. Dirinya mengaku bisnisnya sangat terdampak pandemi.

Dirinya berharap penempatan pekerja migran Indonesia yang tertunda karena pandemi, bisa kembali normal serta berjalan baik.

“Bagaimana tidak, dari sepuluh kantor cabang kami, sedikitnya 700 pekerja migran tidak dapat diberangkatkan. Kami tak bisa menyalahkan siapa-siapa, karena memang kondisi pandemi global,” ungkapnya.

Beralih Usaha

Mam Dani yang kini beralih usaha membuka angkringan di Ungaran tersebut berharap, agar pandemi Covid-19 segera berakhir. Sehingga dirinya bersama teman-teman sesama pengusaha P3MI lainnya bisa bangkit kembali.

“Selain itu, harapan kami para calon pekerja migran yang ada di wilayah cabang perusahaan kami semua dalam kondisi sehat dan secepatnya ada kepastian tentang pembukaan penempatan dari negara pengguna, juga dari Pemerintah Indonesia,” ucapnya.

Berbeda dengan pengakuan pimpinan PT Bumi Mas Kantong Besari, Andik. Dirinya mengaku sudah sejak PPKM diterapkan, usahanya berhenti. Dia memilih banting stir untuk mencoba menggeluti bisnis property.

“Ya mau gimana lagi, namanya juga musibah. Saya tidak bisa menyalahkan pemerintah, karena semua terdampak. Sekarang yang bisa kami lakukan adalah bagaimana kita berdoa dan berusaha, agar roda perekonomian kita berjalan. Itu saja,” kata Andik.

Sementara itu, salah seorang calon pekerja migran Indonesia dari Gemuh, Tidak mau disebutkan namanya (30) mengaku, dirinya gagal berangkat bekerja di Taiwan akibat terpaan pandemi Covid-19.

Ia berharap kepada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk bisa memperjuangkan keberangkatannya.

Padahal tinggal berangkat saja terbang ke Hongkong semua proses lengkap dan jadwal penerbangan sudah siap,akhrinya dibatalkan.mungkin jika tidak ada pandemi ini sudah Finis Kontrak.ucapnya.

“Niat tujuan merubah nasib di negeri seberang,sekarang hanya bisa berdoa semoga pandemi ini berakhir normal kembali,” pungkasnya.

  • Bagikan