Perempuan Iran Menentang Stereotip Gender: Menjadi ‘Detailer’ dan Pemoles Mobil

  • Bagikan
Detailer mobil asal Iran Maryam Roohani memoles mobil di bengkel detailing di Teheran, Iran, 18 April 2021. (Foto: AP)

Suaraindo.id–Sebuah topi pet menggantikan jilbab yang diwajibkan di Iran untuk perempuan. Ketika Marya m memoles sedan biru hingga berkilau, ia menunjukkan bahwa dirinya bisa melakukan pekerjaan ini, sama baiknya dengan pria mana pun.

Bengkel mobil tempat ia bekerja tidak jauh dari ladang pertanian di rumahnya semasa kecilnya.

Di pedesaan suku Agh Mazar dekat perbatasan timur laut Iran dengan Turkmenistan, anak perempuan menikah setelah mencapai masa akil balig dan mengabdikan hidup mereka untuk membesarkan anak-anak.

“Di suku Kurdi dan Kurmanji di wilayah kami, sejak kecil seorang gadis diajarkan keterampilan hidup seperti memasak atau menjahit dan mereka menjadi ibu rumah tangga yan handal ketika menikah pada usia 12 atau 13 tahun,” kata Maryam.

“Mereka mengharapkan hal yang sama dari saya. Pada usia 13 tahun, saya diharapkan keluar dari rumah setelah menikah dan membesarkan bayi , jadi saya menghadapi tentangan ketika memilih karir ini. Saya sepertinya merusak adat,” lanjutnya.

Sebagai seorang anak petani, Maryam Roohani bekerja di lahan seperti kebanyakan anak-anak lain di Agh Mazar. Namun, ia memelihara traktor ayahnya, dan mempunyai bakat luar biasa dalam mengemudikan traktor pada usia dini.

Bahkan ketika ia bekerja sebagai penata rambut dan belajar untuk menjadi penata rias di Bojnurd, ibu kota provinsi, namun hasrat yang lebih besar muncul di dalam dirinya untuk mendaftar sebagai pemoles mobil.

Meskipun ditentang oleh keluarganya yang memutuskan hubungan keluarga, namun ayahnya bersikap lebih liberal, mendukung dan membiarkannya menunda pernikahan untuk mengejar kecintaannya pada pemolesan mobil.

Tidak ada program pelatihan yang terdapat di Iran, sehingga ia terbang ke Turki, di mana ia bersaing dengan laki-laki yang skeptis kalau perempuan bisa mendapat sertifikat sebagai pemoles mobil.

Berbekal sertifikat itu, ia membuka toko dengan menyewa sebuah ruang di garasi Teheran.

Akun Instagram dan alamat emailnya sebagai “Miss Detailer” Iran berkembang.

“Karena saya adalah seorang perempuan yang bekerja di tempat kerja yang semuanya laki-laki, pelanggan akan penasaran dan ingin melihat bagaimana seorang wanita melakukan pekerjaan ini atau apa yang ia lakukan sendirian dengan mobil di balik pintu tertutup. Mereka mengambil foto saya dan mempostingnya, bercerita di media sosial dan memberi tahu keluarga mereka tentang saya.

Keberhasilannya mengundang kebencian dari rekan laki-laki, dan bahkan sabotase.

“Suatu hari, saya mengoleskan pemoles pada bantalan pemoles saya untuk mulai mengerjakan mobil. Saya mencium bau asam yang keluar dari bahan pemoles itu. Tidak mungkin bagi saya untuk mengunci pintu kaca toko saya, jadi ketika saya meninggalkan pekerjaan saya, mereka menyelinap masuk dan memasukkan asam ke dalam bahan pemoles saya,” katanya.

“Indra penciuman saya menyelamatkan saya karena saya langsung mencium bau asam. Maka saya tidak menggunakan bahan pemoles itu karena asam pasti akan membakar cat mobil dan merusaknya,” kenangnya.

“Pada waktu lain, mereka merusak mesin pemoles saya dengan pengelap poles saya.”

Pengaduan kepada pemilik garasi tidak berhasil dan tanpa bukti kuat, polisi juga tidak bisa membantu.

Roohani ingin keluar dari tempat itu. Namun reputasinya telah menarik perhatian sebuah bengkel mobil terkemuka di Teheran, yang tiba-tiba menawarinya pekerjaan. Dalam beberapa tahun terakhir, ia telah mewujudkan mimpinya sebagai pemoles mobil, detailer, dan pencuci mobil profesional.

Bahkan kini, Roohani melatih dan mengilhami perempuan lain untuk mengikuti karir yang sama.

“Saya senang pertama kali bertemu dengan Maryam, karena di Iran dengan keterbatasan untuk perempuan, kami biasanya tidak dipercaya untuk melakukan pekerjaan seperti itu atau kondisi kerja yang tidak selalu tepat untuk kami,” kata Farahnaz Deravi, seorang perempuan yang dilatih oleh Maryam.

“Saya pikir saya bisa belajar keterampilan itu di sini dan mendapat sertifikat juga. Saya ingin bekerja di profesi ini pada masa depan jika memungkinkan.”

Perempuan Iran, terutama di kota-kota, telah membuat terobosan selama bertahun-tahun.

Mereka kini berperan di lebih dari setengah dari semua lulusan perguruan tinggi dan merupakan bagian yang cukup besar dari angkatan kerja.

Maryam Roohani sekarang membayangkan masa depannya sebagai detailer profesional di luar negeri, dan berharap untuk memulai bisnisnya sendiri di sebuah tempat di Eropa suatu hari kelak. [ps/jm]

  • Bagikan