Literasi Sastra di Ruang Publik Singkawang, Kenalkan Sastra ke Generasi Muda

  • Bagikan
Pradono, sastrawan Kalimantan Barat asal Singkawang saat membacakan karya sastra di Kegiatan Sastra di ruang publik di di Aming Cofffe Jalan Yos Sudarso, Singkawang, Jumat (9/2/2024). SUARAKALBAR.CO.ID/ Hendra.

Suaraindo.id-Segenap penggiat literasi sastra menggelar literasi sastra di ruang publik agar literasi sastra semakin dikenal generasi muda. Kegiatan ini digelar di Aming Cofffe Jalan Yos Sudarso, Singkawang, Jumat (9/2/2024).

Kegiatan literasi sastra di ruang publik ini diantaranya menghadirkan Penggiat literasi sastra di Kalimantan Barat seperti Ahmad Sofyan dan Pradono serta menghadirkan Anggota KPU Kota Singkawang Umar Faruq yang ikut membacakan karya sastra dari Yusakh Ananda berjudul “Demikianlah pada Mulanya”.

“Jadi kita memang membuat kegiatan sastra di ruang publik dengan tujuan memberikan informasi tentang apa dan siapa sastra Kalimantan Barat, supaya satsra menjadi milik bersama yang tidak hanya sastrawan, seniman dan budayawan,” ujar Ahmad Sofyan, Penggiat literasi sastra Kalbar.

Melalui kegiatan sastra di ruang publik, kata Ahmad, agar semua masyarakat tahu sebagai generasi muda tidak lupa dengan perjalanan karya sastra dan sastrawan asal Kalbar yang masih ada.

“Hampir semua karya sastra, khususnya cerpen novel yang ditulis para orang tua sastrawan dalam kontelasi sastra Indonesia memang punya tempat tersendiri dan kita harus bangga,” jelasnya.

Ahmad Sofyan mengungkapkan banyak karya sastra dari sastrawan asal Kalimantan Barat diantaranya Zailani Abdullah, Yudhiswara, Odhy’s, Sulaiman Pirawan sastra asal Kayong Utara dan Ketapang, Ibnu HS dan hampir semua karya sastrawan yang dibacakan berasal dari Kalbar.

Pradono, satu diantara penggiat literasi sastra yang juga sastrawan asal Kalbar mengatakan pihaknya sengaja memperkenalkan tokoh-tokoh sastra di Kalimantan Barat agar kita semua bisa mengenal sastrawan kita sendiri.

“Misalkan pelopor frosa cerpen selain puisi yaitu Yusakh Ananda yang merupakan sastrawan yang sampai akhir hayatnya masih tetap berkarya. Kita berharap sastra tetap dilanjutkan generasi penerus atau bagi kami disebut generasi pelapis, janngan sampai sastra di Kalbar ikut mati dan tenggelam sepeninggal sastrawannya,” jelasnya.

Pradono mengatakan bahwa masyarakat Kalbar patut berbangga lantaran karya sastra dari Yusakh Ananda sudah dialih bahasa asing diantaranya ke dalam Bahasa Belanda bahkan ke dalam Bahasa Rusia.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  • Bagikan