![]() |
SEPI. Penambal ban di Kota Ngabang mulai mengeluh dengan kondisi saat ini. Mereka kesulitan mendapat pelanggan. |
**Secarik cerita tukang tambal ban di Ngabang, Kalbar.
Suaraindo.id – Daeng Andar, salah satu tukang tambal ban di Kota Ngabang, Kabupaten Landak turut terdampak wabah Coronavirus Disease atau Covid-19. Penghasilan merosot karena jalanan sepi kendaraan.
“Orang keluar rumah juga berkurang. Kendaraan lalu lalang sedikit. Kondisi jalanan jadi sepi,” cerita Daeng di kios beratap tarpal miliknya, Rabu (29/4/2020).
Enam bulan lalu, bapak tiga anak ini memulai kerjanya itu sebagai penambal ban. Kondisi sebelum pendemi Covid-19 dengan saat ini jelas terasa sangat berbeda. Terutama dari segi pendapatan.
“Biasanya ada enam pelanggan atau lebih yang membutuhkan jasa tambal bannya. Untuk saat ini, satu hari, biasa tidak ada pelanggan, yang mampir paling satu hingga tiga kendaraan saja. Kadang juga dua hingga tiga hari, tidak ada yang mampir,” katanya menceritakan.
Padahal kerjaannya itu menjadi usaha menghidupi keluarganya dan mengejar setoran modal untuk membeli perlengkapan tambal ban miliknya.
“Untuk saat ini kita cuma melayani tambal ban kendaraan seperti sepeda motor dan mobil yang berukuran kecil saja. Karena kita belum punya dongkrak 20 ton untuk mobil truk, yang ada cuma dongkrak 5 ton untuk mobil kecil,” ungkapnya.
Sebenarnya, lanjut dia, sudah ada rencana untuk membangun kios yang layak sambil mengumpulkan dana dari pekerjaanya, sehingga tidak perlu mendorong mesin kompresor dari rumah setiap hari.
“Rencana awal ingin bangun kios yang layak sambil jalan. Kondisi sekarang, untung-untung ada yang tambal ban, satu motor yang mampir saja tidak ada,” katanya.
Meskipun dalam kondisi yang sulit akibat pendemi Covid-19, Daeng Andar tetap bersyukur memiliki rumah peninggalan keluarga yang membuatnya tidak memikirkan untuk mengeluarkan biaya seperti tagihan kontrak dan kos. Dia juga mengaku mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah dan pihak lain.
“Mudah-mudahan kondisi wabah segera berakhir dan kehidupan sehari-hari dapat kembali berjalan normal,” harapnya. (Fitriadi)