Unjuk Rasa di Belarus Menuntut Presiden Mengundurkan Diri

  • Bagikan
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko. DW

Unjuk rasa di Belarus dipicu oleh sengketa pemilu pada 9 Agustus 2020. Presiden Lukashenko menyebut para demonstran tikus. Rekaman media memperlihatkan adanya penggunaan senjata dan pelindung tubuh di tengah unjuk rasa besar itu.

Dalam unjuk rasa pada Minggu, 23 Agustus 2020, masa melakukan aksi jalan ke arah kediaman resmi Presiden Lukashenko di Istana Merdeka. Sedangkan di wilayah utara Ibu Kota Minsk, masa berkumpul di beberapa titik.

Lukashenko adalah mantan bos pertanian ketika Belarus masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Dia telah dilantik sumpah jabatan sebagai Presiden di tengah sengketa hasil pemilu 9 Agustus 2020 lalu.

Beberapa demonstran meneriakinya pengecut. Sebuah rekaman yang dipublikasi di media milik negara memperlihatkan Lukashenko berjalan dengan perlindungan polisi anti-huru-hara dan polisi yang melindungi kediamannya. Lukashenko mengucapkan terima kasih kepada aparat kepolisian yang menjaganya.

Unjuk rasa pada Minggu, 23 Agustus 2020, adalah yang pertama kalinya demonstran mendekati kediaman Lukashenko. Memasuki sore, para demonstran mulai membubarkan diri. Tidak ada bentrokan dalam aksi protes tersebut.

Sekitar 10 ribu orang pada Minggu, 23 Agustus 2020, melakukan unjuk rasa menuntut agar Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengundurkan diri. Massa yang protes memenuhi Ibu Kota Minsk dan berorasi di dekat tempat tinggal resmi Presiden Belarus sebelum membubarkan diri secara damai.

Gelombang protes yang terjadi dalam dua pekan terakhir di Belarus telah menjadi tantangan besar bagi Presiden Lukashenko, yang sudah 26 tahun memimpin Belarus. Unjuk rasa ini juga menjadi ujian kesetiaan bagi pasukan keamanan Belarus.

  • Bagikan