Suaraindo.id–Komisi Eropa, Rabu (2/3), mengajukan proposalnya kepada negara-negara anggota Uni Eropa untuk membiarkan warga Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia tinggal dan bekerja di blok itu selama dua tahun pertama.
Rencana mendesak itu digelar karena lebih dari 650.000 orang telah melarikan diri dari Ukraina dengan melintasi perbatasan ke negara-negara di bagian timur Uni Eropa, seperti Polandia, Slovakia, Hongaria dan Rumania yang bertetangga dengan Ukraina.Lebih banyak pengungsi diperkirakan akan datang ke sana mengingat pasukan Rusia melancarkan serangkaian serangan besar terhadap kota-kota besar di Ukraina.
Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR), Selasa (2/3), memperkirakan satu juta warga Ukraina lainnya juga terpaksa mengungsi di dalam wilayah negara sendiri.
“Eropa mendukung mereka yang membutuhkan perlindungan. Semua yang melarikan diri dari serangan bom Putin diterima di Eropa,” kata ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam sebuah pernyataannya.
“Kami akan memberikan perlindungan kepada mereka yang mencari perlindungan dan kami akan membantu mereka yang mencari jalan pulang yang aman,” tambahnya.
Proposal yang diajukan eksekutif Uni Eropa ini akan memberi para pengungsi Ukraina dan anggota keluarga mereka izin tinggal dan hak untuk mengakses pekerjaan dan pendidikan selama dua tahun pertama.
Komisi itu mengatakan proposal itu juga dapat meminta negara-negara anggota untuk memperpanjang perlindungan selama satu tahun lagi atau mengakhirinya jika situasi di Ukraina kembali stabil. Rencana tersebut akan diajukan ke pertemuan menteri-menteri dalam negeri Uni Eropa pada Kamis dan harus disetujui sedikitnya oleh 15 negara anggota.
Negara-negara Eropa telah menyatakan dukungan luas untuk langkah tersebut dalam usaha mengatasi dampak dari invasi Rusia ke Ukraina. Jika disetujui, ini akan menjadi pertama kalinya blok tersebut mengaktifkan Kebijakan Perlindungan Sementara 2001. Kebijakan tersebut awalnya dibuat untuk pengungsi dari konflik yang melanda bekas Yugoslavia. Namun, hingga saat ini, kebijakan itu tidak pernah digunakan.
Uni Eropa mengatakan proposal itu juga akan mencakup “warga negara non-Ukraina dan orang-orang tanpa kewarganegaraan yang secara hukum tinggal di Ukraina” seperti pencari suaka.
Proposal komisi itu juga mencakup pelonggaran sementara kontrol perbatasan untuk memungkinkan orang-orang dari Ukraina memasuki Uni Eropa meskipun mereka tidak memiliki paspor atau visa yang valid.
Di bawah peraturan yang sebelumnya berlaku, hanya warga Ukraina dengan paspor yang memuat data biometrik diizinkan masuk ke blok itu tanpa visa dan tinggal hingga tiga bulan. [ab/uh]