Pembunuh Empat Mahasiswa di Idaho Masih Buron, Mahasiswa Tinggalkan Kampus

  • Bagikan
Petugas kepolisian menginvestigasi pembunuhan yang terjadi di sebuah kompleks apartemen di area kampus University of Idaho, pada 13 November 2022. (Foto: Zach Wilkinson/The Moscow-Pullman Daily News via AP)

Suaraindo.id – Pembunuh – atau beberapa pembunuh – yang menikam empat mahasiswa Universitas Idaho hingga meninggal hingga kini masih buron. Kondisi tersebut mendorong banyak mahasiswa meninggalkan kampus di kota kecil yang indah itu, meskipun polisi memberikan jaminan bahwa tidak ada risiko yang mengancam masyarakat luas.

Banyaknya mahasiswa yang telah meninggalkan kampus di Moskow, Idaho, hingga Selasa (15/11) lalu membuat pihak universitas memutuskan untuk menangguhkan upacara mengenang korban yang sedianya dijadwalkan pada Kamis (17/11) menjadi digelar setelah libur Thanksgiving. Dilansir dari VOA [Jaringan Suaraindo.id]

Empat mahasiswa, yang semuanya diketahui saling berteman dekat, ditemukan meninggal di sebuah rumah sewaan di luar kampus pada Minggu (13/11) siang. Pejabat berwenang mengatakan kemungkinan besar mereka dibunuh beberapa jam sebelum ditemukan.

Petugas koroner di Latah County, Cathy Mabbutt, mengatakan kepada stasiun televisi KXLY yang berkantor di Spokane, negara bagian Washington, bahwa penyelidikan awal menunjukkan keempat mahasiswa itu ditikam hingga meninggal. Tidak ada indikasi penggunaan narkoba dari keempat jenazah yang ditemukan.

Polisi: Serangan Terarah dan Terisolasi

Departemen Kepolisian Moskow belum mengatakan apakah penyelidik telah mengidentifikasi tersangka, tetapi menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa pembunuhan itu terjadi dalam “serangan terarah yang terisolasi, dan tidak ada ancaman langsung terhadap masyarakat luas.”

Polisi juga mengatakan bukti-bukti dari tempat kejadian menunjukkan tidak ada risiko yang lebih luas, tetapi tidak merinci tentang bukti yang ditemukan atau mengapa mereka yakin para korban telah ditarget sebelumnya.

Jaksa Latah County, Bill Thompson, mengatakan ia memahami klaim polisi bahwa tidak ada ancaman langsung terhadap publik, tetapi hal itu bertentangan dengan fakta yang diumumkan tentang pembunuhan itu. “Tentu saja polisi tidak dapat mengatakan ada risiko, tetapi dari apa yang mereka lihat di lapangan, tidak ada risiko bahwa orang ini akan menyerang orang secara acak,” ujar Thompson.

Ia menambahkan bahwa belum jelas apakah penyerang hanya satu orang atau lebih. “Saya kira tidak tertutup kemungkinan bahwa tersangka pelaku hanya satu orang atau lebih, tetapi saat ini mereka tidak tahu siapa yang bertanggung jawab,” ujar Thompson.

Departemen kepolisian kota itu mengatakan tim penyelidik sedang bekerja untuk menentukan rentang waktu sejak para korban beraktivitas hingga meninggal, termasuk mengkaji video live-streaming Twitch yang menunjukkan dua korban mengobrol dan membeli makanan ringan dari truk makanan beberapa jam sebelum akhirnya mereka diduga dibunuh.

Otopsi yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu (16/11) diharapkan akan memberi lebih banyak informasi tentang pembunuhan tersebut.

Empat Sahabat Usia 20-an Tewas Ditikam

Sebuah laporan tentang adanya orang yang tidak sadarkan diri, membuat polisi datang ke lokasi dan menemukan beberapa mayat. Keempat korban diidentifikasi sebagai: Ethan Chapin, 20, asal Conway-Washington; Madison Mogen, 20, asala Coeur d’Alene-Idaho; Xana Kernodle, 20, asal Avondale-Arizona; dan Kayle Goncalves, 21, asal Rathdrum-Idaho. Pihak berwenang belum menjelaskan siapa di antara para korban yang tinggal di rumah tersebut.

Foto-foto di Instagram menunjukkan keempatnya sebagai sahabat dekat. Mereka adalah anggota perkumpulan mahasiswa. Kernodle dan Chapin diketahui berpacaran.

Dalam satu pesan, Kernodle mengucapkan selamat ulang tahun pada Chapin dengan menulis “hidup ini jadi jauh lebih baik bersamamu, saya mencintaimu!” Tulisan itu disertai foto Chapin yang mengenakan topi juru masak, sementara Kernodle yang mengenakan kostum telinga tikus bergelayut manja pada sang kekasih.

Suasana duka dan ketidakpastian tampak di kota pertanian kecil yang berpenduduk 26.000 jiwa, di luar jumlah mahasiswa dari luar yang mencapai 11.000 orang.

Sebuah tempat peringatan untuk mengenang para korban didirikan di depan restoran Mad Greek di mana Kernodle dan Megan bekerja, dan kini telah dipenuhi lilin, bunga dan kartu-kartu. Pihak restoran menulis di Facebook bahwa Mad Greek akan ditutup selama beberapa hari sehingga para staf, keluarga dan teman dapat menenangkan diri dengan “kehilangan yang luar biasa ini.” [em/jm]

  • Bagikan