Suaraindo.id – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Maka dari itu, pertumbuhan ekonomi wilayah Kalimantan Barat melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Kementerian Keuangan Satu Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Kegiatan tersebut dimulai dari tanggal 8 hingga 10 Februari 2023.
Wakil Menteri Keuangan RI serta Gubernur Kalbar melakukan pembukaan kegiatan Kemekeu Satu UMKM Tumbuh Melalui Digitalisasi dan Globalisasi Indonesia Maju yang dimulai 8 Februari 2023 hingga 3 hari kedepan. Hal ini juga bertujuan untuk terus mendorong perekonomian daerah, khususnya di Kalimantan Barat.
Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara mengatakan, Kemenkeu Satu Provinsi Kalbar mendukung UMKM dengan berbagai macam aktivitas. Kalbar juga merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah UMKM yang cukup besar.
“Nantinya akan terus kita kembangkan dan kita gaungkan terus, sehingga UMKM bisa semakin banyak, dan terus tumbuh, ucapnya di Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI, Kota Pontianak, Kalbar, Rabu siang (08/02/2023).
Lanjut, ia juga memgatakan dengan adanya kegiatan ini, Kementerian keuangan akan bisa terus mendorong perekonomian daerah, khususnya di Kalbar.
“Bagaimana untuk mendorong supaya akses nya lebih baik. Kami juga merangkul stakholder lainnya untuk membantu program UMKM ini,” jelasnya.
Ia juga meminta kepada seluruh staf Kementerian keuangan yang ada di seluruh Indonesia agar bisa terus memahami konteks ekonomi lokal.
“Apa kekurangan ekonomi lokalnya, bagaimana demgan sektornya, harga-harga yang berkembang dan apa yang perlu kita lakukan lebih lanjut, Gubernur maupun Bupati di seluruh wilayah Kalbar, kami undang untuk terus memberikan arahan,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji mengatakan, jika di Kalbar sudah banyak UMKM yang bisa mengekspor seperti Pasta Durian. Bahkan pengeksporan itu bisa mencapai 100 ton untuk per tahun.
“Kemudian kalau kita lihat di Aruk, sampai-sampai beras jenis tertentu bisa dijual ke Malaysia,” katanya.
Dirinya mengucapkan terimakasih kepada Wamenkeu Karena kalbar merupakan penopang ekonomi UMKM nasional yang sudah terdata sebanyak 61 persen.
“Saya berharap mikro nya kita tingkatkan menjadi kecil, kecilnya kita tingkatkan menegah, jika itu terjadi maka lompatan itu terjadi sangat luar biasa,” pungkasnya.