Mantan menteri energi AS sebut China dan AS harus bekerja sama dalam isu perubahan iklim dan keberlanjutan

  • Bagikan
Mantan Menteri Energi Amerika Serikat sekaligus Peraih Penghargaan Nobel Steven Chu menyampaikan pidato di Forum Inovasi Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan d i San Francisco, Amerika Serikat, pada 13 November 2023. (Suaraindo.id/Xinhua/Tan Jingjing)

Suaraindo.id – Amerika Serikat (AS) dan China harus benar-benar bekerja sama dalam sejumlah isu seperti perubahan iklim dan keberlanjutan, demikian disampaikan mantan Menteri Energi AS sekaligus peraih Penghargaan Nobel Steven Chu dalam sebuah wawancara dengan Xinhua.

“Ini merupakan musuh bersama. Ketika kita terancam oleh musuh bersama, kita harus bersatu,” ungkap Chu kepada Xinhua dalam Pekan Pertemuan Pemimpin Ekonomi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) 2023, yang digelar di San Francisco pada 11-17 November dengan mengusung tema “Menciptakan Masa Depan yang Tangguh dan Berkelanjutan bagi Semua” (Creating a Resilient and Sustainable Future for All).

China dan AS merilis “Pernyataan Sunnylands tentang Peningkatan Ke rja Sama untuk Mengatasi Krisis Iklim” (Sunnylands Statement on Enhan cing Cooperation to Address the Climate Crisis) pada Selasa (14/11).

Kedua negara menegaskan kembali komitmen mereka untuk bekerja sama dan bergandengan tangan dengan negara-negara lain guna mengatasi krisis iklim. Mereka sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam transisi

energi, mengurangi emisi metane dan gas rumah kaca nonkarbon dioksida (CO2), untuk bersama-sama mengatasi pemanasan global.

Foto menunjukkan Steven Chu bersaksi di hadapan Komite Energi dan Sumber Daya Alam Senat AS yang menggelar sidang terkait pencalonannya sebagai menteri energi AS di Capitol Hill, Washington DC, pada 13 Januari 2009. (Suaraindo.id/Xinhua/Zhang Yan)

Utusan Khusus China untuk Perubahan Iklim Xie Zhenhua dan Utusan Khusus Presiden AS untuk Iklim John Kerry bertemu di Beijing pada Juli lalu dan di Sunnylands, California, pada awal November.

Chu menyebutkan bahwa kedua utusan tersebut saling mempercayai satu sama lain, dan menyadari pentingnya perubahan iklim bagi negara masing-masing.

Bencana banjir, gelombang panas, dan masalah air semakin memburuk, ujarnya. “Proyeksi tersebut menjadi kenyataan, dan ini hanyalah setitik dari apa yang sedang terjadi.”

Kedua belah pihak harus terus bertukar pikiran untuk mengatasi perubahan iklim, katanya kepada Xinhua.
Chu berharap pertemuan APEC yang berlangsung selama sepekan ini akan menghasilkan berbagai strategi dan solusi untuk mengatasi krisis global.

Selain itu, dia juga berharap bahwa ekonomi Asia-Pasifik akan bekerja sama untuk membangun sebuah komunitas masa depan bersama.

  • Bagikan