Suaraindo.id-Dalam upaya menjaga kesehatan, makanan sehat seringkali dianggap kurang enak karena harus menghindari bahan penyedap seperti garam, gula, dan bumbu lainnya.
Namun, seorang Guru Besar di bidang mikrobiologi dan bioteknologi molekuler, Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto, M. Sc., menyoroti pentingnya menjaga rasa enak dalam makanan sehat.
Ia mengatakan, selain sehat hal penting dari makanan itu yakni enak. Pasalnya, dalam mengonsumsi makanan, selain pemenuhan gizi, ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi, yakni bahagia. Hal ini didapat ketika makanan yang dikonsumsi terasa enak.
“Orang kalau ngomongin gizi cuma ngomongin karbohidrat protein lemak dan cuma memenuhi pemenuhannya tapi sebetulnya ada kebutuhan lain. Kalau nggak ada komponen lainnya tidak enak. Makanya jadi makanan manusia itu tidak hanya melulu sehat, tapi juga harus enak, harus membuat bahagia yang memakannya,” kata Prof Antonius dilansir dari Suara.com, Minggu (21/1/2024).
Oleh sebab itu, fokus utama yang harus ditekankan yaitu bagaimana menciptakanan makanan tidak hanya sehat, tetapi enak. Hal ini membutuhkan teknologi yang bisa membuat makanan tetap terasa enak sekaligus sehat.
Prof. Antonius juga memberikan contoh adanya teknologi yang bisa mencacah garam menjadi lebih kecil. Hal tersebut akan membuat rasa garam menjadi lebih asin. Dengan teknologi tersebut, seseorang dapat mengurangi penggunaan garam, tetapi tetap mendapat rasa asin ketika digunakannya sedikit.
“Katakan sekarang seperti garam itu bisa kemudian kita kecilkan menjadi butiran yang kecil sehingga jumlahnya sama tetapi rasa asinnya itu menjadi lebih tinggi. Dengan begitu orang itu memakan garam jumlahnya nggak sebanyak yang seharusnya, tapi sudah terasa lebih asin demikian juga dengan pemanis. Jadi ada cara dan kita perlu teknologi yang tepat untuk membuat makanan sehat tapi juga enak,” kata Prof Antonius.
Untuk itu, pengembangan teknologi pangan ini menjadi unsur penting untuk membuat makanan menjadi enak.
Menurutnya, hal ini menjadi fokus pemerintah dan tidak hanya berfokus pada kandungan gizi makanan saja.
“Jadi maksud saya itu nutrisi sendiri nggak bisa dibicarakan terbatas dari orang gizi, tetapi juga melibatkan banyak aspek teknologi pangan di dalamnya juga perlu. Terus peraturan-peraturan pemerintah juga harus mengikuti karena misalnya pemerintah tidak adaptif jadi kita bisa ketinggalan sendiri karena mestinya makan itu nggak bisa coba bergizi aja tapi harus enak jadi membuat orang bahagia,” sambungnya.
Melihat pentingnya hal ini, Nutrifood dengan Nutrifood Research Center (NRC) menggelar NRC Summit 2024.
Health and Nutrition Science Manager of Nutrifood Research Center, Felicia Kartawidjajaputra, S.Si, mengatakan, ajang ini diharapkan dapat membuat penelitian yang bisa berdampak untuk masyarakat Indonesia.
“Kami berharap hasil penelitian dari NRC ini nantinya dapat berdampak untuk masyarakat Indonesia yang semakin sehat,” kata Felicia.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS