Suaraindo.id – Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, mengkritik keras kelompok oposisi yang dipimpin oleh Peter Dutton karena tidak mendukung seruan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.
Wong menyebut Dutton bersikap “ekstrem” dan menuduhnya bersikap kontradiktif terhadap konsensus internasional yang mendorong perdamaian.
Menurut laporan SBS News, pernyataan Wong ini muncul menyusul pernyataan senator Liberal, James Peterson, yang menyatakan bahwa kelompok oposisi mendukung penyelesaian konflik Timur Tengah, namun menolak seruan gencatan senjata.
Wong menyoroti bahwa posisi Dutton ini bertentangan dengan komunitas internasional, termasuk sekutu utama seperti Amerika Serikat.
“Beberapa hari yang lalu, Tn. Dutton mengatakan perdana menteri harus dikecam karena menyerukan gencatan senjata,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Sekarang kaum Liberal akhirnya menyadari bahwa mereka bertentangan dengan komunitas internasional termasuk Amerika Serikat, yang semuanya mendesak perdamaian — tetapi dia masih belum bisa melakukannya,” kata Wong.
Wong mengatakan Dutton “begitu fokus memecah belah warga Australia atas konflik ini sehingga dia tidak menyadari betapa posisinya terisolasi”.
“Kita tahu Tn. Dutton bersikap negatif terhadap segala hal, tetapi bersikap negatif terhadap gencatan senjata yang menyelamatkan nyawa warga sipil dan mencegah eskalasi konflik yang lebih parah adalah hal yang sangat ekstrem,” kata Wong lebih lanjut.
Pada awal pekan ini, Dutton menuduh pemerintah Australia berusaha “berpihak pada kedua belah pihak” terkait konflik Timur Tengah.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang diklaim Israel sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.437 orang, melukai lebih dari 4.123 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Kampanye udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan hampir 42.200 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Meski ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Israel memperluas konflik dengan melancarkan serangan ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS