Trending Bisnis: Sri Mulyani Transfer Dini, 3 Eksportir Lobster

  • Bagikan
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 29 Juni 2020. Rapat kerja tersebut beragenda mendengarkan penjelasan tentang PMK No. 70/PMK.05/2020 tentang penempatan uang negara pada bank umum dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis

Suaraindo.id– Berita populer bisnis hari ini dimulai dengan Sri Mulyani dan transfer dini insentif tim medis, Menteri Terawan memangkas birokasi anggaran hingga eksportir benih lobster. Selain itu ada juga dana talangan Krakatau Steel dan penyaluran dana kesehatan.

Kelima topik tersebut paling banyak menyedot perhatian pembaca di kanal Bisnis. Berikut selengkapnya lima berita hari ini yang terpopuler:

1. Usai Ditegur Jokowi, Sri Mulyani Transfer Dini Insentif Tim Medis

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memutuskan untuk mentrasfer lebih awal anggaran Rp 1,3 triliun untuk insentif tenaga kesehatan di daerah. Cara baru ini dilakukan setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi marah karena rendahnya serapan anggaran kesehatan untuk penanganan Covid-19.

“Jadi kami siapkan dulu uangnya di daerah,” kata Direktur Dana Transfer Khusus Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Putut Hari Satyaka dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 8 Juli 2020.

Besaran anggaran ini sesuai dengan jumlah tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 di daerah. Jumlah ini berasal dari rekomendasi Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) Kementerian Kesehatan.

Baca selengkapnya

2. Jokowi Marah, Terawan Pangkas Birokrasi Anggaran Covid-19

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kini memangkas prosedur pencairan anggaran kesehatan untuk penanganan Covid-19. Pemangkasan dilakukan beberapa hari setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi marah karena rendahnya serapan pos anggaran ini.

“Ada satu keterlambatan,” kata Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Trisa Wahjuni Putri dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 8 Juli 2020.

Adapun kemarahan Jokowi ini diluapkan kepada para menteri dalam sidang kabinet 18 Juni 2020. “Bidang kesehatan itu dianggarkan Rp 75 triliun, baru keluar 1,53 persen coba,” kata Jokowi saat itu.

Baca selengkapnya

3. Besok, Tiga Eksportir Kembali Kirim Benih Lobster ke Vietnam

Sebanyak tiga eksportir akan kembali mengirimkan benih bening lobster atau benur ke Vietnam pada Kamis, 9 Juli 2020. Kepala Direktorat Bea dan Cukai Soekarno-Hatta membenarkan informasi itu.

“Saya baru mendapat kabar di sela rapat dari jajaran Bea Cukai kalau ekspor benuh lobster digeser ke tanggal 9,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 7 Juli.

Pengiriman ini merupakan ekspor gagal yang sedianya akan diterbangkan ke Ho Chi Minh City, Vietnam, pada 17 Juni lalu. Sumber di Kementerian Keuangan mengungkapkan, tiga eksportir di baliknya adalah PT Aquatic SSLautan Rejeki, PT Tania Asia Marina, dan PT Royal Samudera Nusantara.

Baca selengkapnya

4. Butuh Dana Talangan Rp 3 Triliun, Ini Rencana Bos Krakatau Steel

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Silmy Karim memaparkan rencana penggunaan dana talangan sebesar Rp 3 triliun saat rapat dengar pendapat dengan pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat pada hari ini. Danaitu, kata Silmy, akan digunakan untuk relaksasi bagi industri hilir olahan baja dalam negeri.

“Dana talangan itu digunakan untuk KS (Krakatau Steel) itu tak 100 persen betul. Melainkan uang ini akan kita gunakan untuk melindungi industri hilir (baja),” kata Silmy, Rabu, 8 Juli 2020.

Silmy menjelaskan, Krakatau Steel saat ini memproduksi baja sampai cold rolled steel (CRC). Dengan begitu, hasil akhir produksi perusahaan pelat merah ini bakal bisa diolah industri baja hilir yang kemudian menjadi baja ringan, atap, dan lain-lain.

Baca selengkapnya

5. Dari Rp 87,55 T Anggaran Kesehatan, Baru 5,12 Persen Tersalurkan

Pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 87,55 triliun. Dari jumlah tersebut, baru 5,12 persen yang dibelanjakan.

“Ini karena ada keterlambatan klaim biaya perawatan dan insentif tenaga kesehatan,” kata Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara, Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 8 Juli 2020.

Masalah serapan anggaran kesehatan ini adalah salah satu sumber kemarahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam sidang kabinet 18 Juni 2020. “Bidang kesehatan itu dianggarkan Rp 75 triliun, baru keluar 1,53 persen coba,” kata Jokowi.

  • Bagikan