Limbah PKS Diduga Kerap Mengalir ke Sungai Lae Kombih, Pemko Subulussalam Terkesan Tutup Mata

  • Bagikan
Warga Desa Pegayo, Kecamatan Simpang Kiri megeluh karena sungai diduga tercemar. (Suaraindo.id/Ist)

Suaraindo.id – Limbah Pabrik Kelapa Sawit PT Global Sawit Semesta yang beralamat di Desa Dasan Raja, Kecamatan Penanggalan diduga mengalir ke Sungai Lae Kombih.

Sepanjang Tahun 2025 kejadian tersebut diperkirakan sudah sebanyak tiga kali kejadian.

Seolah ada pembiaran tanpa ada tindakan dan teguran dari Pemerintah Kota Subulussalam.

Minggu 2 Februari 2025 diduga pipa dari PKS PT GSS bocor atau tepatnya di dekat Kantor Camat Penanggalan. (Suaraindo.id/Agus Darminto)

Tercatat sepanjang Tahun 2025 diduga sudah tiga kali kejadian, pada tanggal 11 Janurai, 2 Februari dan pada hari Selasa 4 Februari.

Akibatnya Sungai Lae kombih yang tepat di hilir pada perusahaan sawit tersebut hitam pekat.

Warga Desa Pegayo, Kecamatan Simpang Kiri mengeluhkan keadaan tersebut.

“Pencemaran Sungai Lae Kombih oleh Pabrik Lae Kombih sana, mau cuci muka pun tak bisa, hitam airnya ini.

Mau cuci muka, mau mandi tidak bisa, ambil air untuk memasak tidak bisa, ini hitam airnya ini.

Ini akibat pabrik Lae Kombih, saya tidak tau apa nama pabriknya,” kata M.Toni, warga Desa Pegayo, Selasa sore (4/2/2025).

Sehingga kondisi tersebut dapat mengancam keberlangsungan hidup warga yang mengunakan air sungai itu sehari-hari dan mengais rejeki dari Sungai Lae Kombih tersebut sebagai kebutuhan hidup.

Kepala Desa Pegayo, Ansyahrial Bancin mengungkapkan kritikan masyarakat terhadap pencemaran yang diduga dari limbah pabrik tersebut seolah tidak ada teguran dan evaluasi dari Pemerintah Kota Subulussalam.

Dia mengatakan air hitam pekat tersebut terjadi di Aliran Sungai Lae Kombih, di Rambingan Desa Pegayo.

Ansyahrial sangat menyesalkan dugaan penceraman tersebut karena dalam satu hari kejadian sampai dua kali terjadi, yakni menjelang waktu Sholat Subuh dan waktu Magrib.

“Kondisi tersebut sudah kerap terjadi, masyarakat tidak dapat menggunakan air sungai lagi dan ekosistim sebagai mata pencarian terancam terganggu,” ujar Ansyahrial, Kepala Desa Pegayo.

Sebelumnya, Minggu 2 Februari Anggota DPRK Subulussalam, Dapil Kecamatan Penanggalan, Ardhiyanto Ujung,SE telah  meminta kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Subulussalam untuk segera menurunkan tim untuk melakukan pengecekan sungai Lae Kombih, di Kecamatan Penanggalan yang diduga tercemar oleh limbah dari pabrik kelapa sawit yang berada di dekat aliran sungai tersebut.

Hal itu disampaikan Ardhiyanto dikarenakan adanya video warga yang tersebar di media sosial, yang menyatakan Air Lae Kombih berminyak yang diduga adanya pembuangan limbah dari salah satu pabrik kelapa sawit.

Hal tersebut disampaikan agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan meminta agar DLHK segera turun ke lokasi dan mengecek Air Lae Kombih mengambil sampel dan lakukan pengecekan ke laboratorium.

Sementara itu, Dinas DLHK Subulussalam hingga berita ini naik ke meja Redaksi belum memberikan keterangan resmi.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  • Bagikan