Relokasi Pabrik, BKPM: Investor Cenderung Pilih Lokasi Eksisting

  • Bagikan
Bahlil Lahadalia, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengunjungi pembangunan pabrik Hyundai saat pandemi Corona.

Suaraindo.id – Badan Koordinasi Penanaman Modal berjanji mendukung penuh proses relokasi sejumlah pabrik milik tujuh perusahaan multinasional ke Indonesia. Pelaksana tugas Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan pemerintah bersikap fleksibel terhadap rencana setiap perusahaan, termasuk soal pilihan lokasi pemindahan unit produksi.

“Kecenderungan mereka itu merelokasi ke tempat eksisting, atau ke fasilitas produksi yang sudah mereka miliki di Indonesia,” ucapnya kepada Tempo, seperti yang dikutip Koran Tempo edisi Senin 27 Juli 2020.

Nurul mengakui lembaganya masih menonjolkan tawaran penggunaan kawasan industri di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, lantaran unggul dari segi skema sewa lahan jangka panjang. Namun, pemerintah tak ingin menahan rencana bisnis ketujuh entitas yang berpotensi memboyong investasi hingga total US$ 850 juta atau berkisar Rp 12,4 triliun (kurs Rp 14.700 per dolar Amerika Serikat) ke Indonesia.

Perusahaan asal Taiwan, PT Meiloon Technology Indonesia, misalnya, sudah memastikan relokasi unit binsis dari Suzhou di Cina ke Subang, Jawa Barat. Diperkirakan menyerap delapan ribu pekerja, investasi produsen produk audio akan mencapai US$ 90 juta.

PT Sagami Indonesia, cabang Sagami Elec Co, Ltd asal Jepang pun akan memindahkan pabrik dari Kota Shenzen ke Medan, Sumatera Utara. Sagami sudah memiliki pabrik di Deli Serdang. “Ini jadi pengembangan investasi mereka yang sudah ada di Indonesia,” ujar Nurul.

Vice President Director PT Panasonic Manufacturing Indonesia, Daniel Suhardiman, pun mengatakan lini produksi perusahaannya yang berada di Cina, Taiwan, Thailand, dan Malaysia akan dipindahkan bertahap ke lahan Panasoic di Bogor.

Prosesnya sudah berjalan sejak 2019 dan digeber hingga 2022 mendatang. Perusahaan memindahkan unit produksi khusus lemari es, mesin cuci, dan pendingin ruangan. “Kami punya 18 hektare yang kapasitasnya bisa diefisiensikan,” tuturnya kepada Tempo.

Anggota Komite Investasi BKPM, Rizal Calvary, sebelumnya memastikan kawasan industri Batang tetap diutamakan selama melobi 17 entitas lain yang berpotensi ikut merelokasi pabrik ke Indonesia. Lahan seluas 4.368 hektare itu dianggap paling menarik dengan skema sewa lahan jangka panjang dan kelengkapan infrastruktur pendukung.

Di Jawa Tengah, BKPM pun masih memiliki enam area unggulan lain, yaitu Brebes, Semarang, Kendal, Demak, Cilacap, dan Kebumen. “Enam KIT Jawa Tengah itu punya karakter yang mirip dengan Batang, soal fasilitas, akses, dan sebagainya.”

Kepada Tempo, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII), Kementerian Perindustrian, Dody Widodo, memastikan semua kawasan harus memiliki infrastruktur penunjang kegiatan bisnis baru.

Kementerian memetakan kawasan industri yang dikelola badan usaha milik negara agar siap menampung relokasi dari Cina. Dari catatan kementerian, ada sedikitnya 12.500 hektare lahan kawasan industri yang tersedia.

“Agar investor bisa masuk ke lokasi manapun,” kata dia. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, pemerintah mengusulkan 27 kawasan industri baru.

Adapun Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), Sanny Iskandar, mengatakan sudah ada 96 lokasi industri eksisting yang dikelola lingkup organisasinya, baik itu milik swasta murni maupun milik BUMN. Sebagian besar lokasi terbanyak berada di Jawa Barat.  “Dari segi kesiapan, terdapat 70 kawasan yang beroperasi penuh dan siap menyambut relokasi dari Cina,” ucap Sanny  yang juga adalah Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia bidang Properti dan Kawasan Ekonomi.

  • Bagikan