Bertanam Hidroponik Dimasa Pandemi

  • Bagikan
Kurangnya pendapatan di usahanya yang lama yang diakibatkan pandemi Covid-19 tidak membuat Mustakim putus semangat dengan bermodalkan halaman belakang dan samping rumah dengan menanam sayuran hidroponik bayam dan pakcoy. SUARAINDO.ID/Darmansyah

Suaraindo.id—Kurangnya pendapatan di usahanya yang lama yang diakibatkan pandemi Covid-19 tidak membuat Mustakim putus semangat dengan bermodalkan halaman belakang dan samping rumah dengan menanam sayuran hidroponik bayam dan pakcoy.

Pipa paralon ukuran besar bersusun di halaman belakang dan samping rumah di jalan PH Sulaiman,Kelurahan Tanjung Sekayam, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau ini. Di bagian atasnya berlubang-lubang. Tiap lubang terpasang pot kecil untuk tanaman hidroponik, netpot. Di netpot itu sudah berdiri sayuran jenis bayam dan pakcoy.

Pria 48 tahun ini mengeluti tanaman sayuran hidroponik ini dilkaukan karena usaha yang lamanya kurang hasilnya dimusim pandemi ini sehingga menanam sayuran hidroponik.

“Saya mulai menanam sayuran ini setelah kurangnya pemesan diusaha saya yang diakaibatkan pandemi.jadi saya tambah rutinitas saya dengan menanam dipekarangan rumah,”ujar Mustakim.

Halaman belakang seluas 8 x 8 meter dimanfaatkan untuk budidaya sayuran hidroponik.

“Semula tidak ada persiapan untuk menjual (sayuran hasil panen) karena masih baru,” ujarnya.

Mustakim sendiri belajar metode hidroponik dari internet. Sayuran yang ditanam adalah pakcoy. Mereka membuat tiga rak dari pipa-pipa paralon sebagai tempat netpot. Hasilnya sungguh di luar dugaan.

Percobaan pertama itu langsung berhasil. Sayuran tumbuh subur.
Panenan pun terbilang memuaskan. Hasil pertama itu mereka bagi-bagikan ke tetangga dan memasarkan atau menjual via group whatsaff dan medsos lainnya.

“Satu kali panen, waktu itu bisa dapat dua kali balik modal,” kata Mustakim.

Awalnya, lokasi penanaman hidroponiknya tak seperti sekarang yang beratap plastik UV. Tapi hanya beratap langit. Karena itulah ketika musim penghujan banyak sayurannya yang busuk.

Melihat itu Mustakim kemudian memasang jaring paranet dinding dan memberi atap. Penyangganya dari kayu jonger yang banyak didaerahnya.
Agar tanaman bisa dipanen setiap hari.
Mereka pun melakukan tiga tahapan yang harus dilakukan hampir bersamaan. Setelah benih jadi tanaman remaja dipindah ke tanaman yang siap panen. Di waktu yang sama pula mereka mulai melakukan pembenihan lagi.

Ternyata tanaman hidroponik ini menarik minat banyak orang. Kebanyakan tertarik karena mereka ingin memulai gaya hidup sehat. Yaitu dengan mulai menanam dan mengonsumsi tanaman organik.

  • Bagikan