Suaraindo.id—Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, Daniel Rohi berharap pemerintah pusat memberikan perhatian lebih serius pada penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menimpa ratusan sapi di Jawa Timur.
Hal ini dikarenakan wabah tersebut makin meluas. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun SuaraIndo.id terakhir sudah ada 6 kabupaten yang terpapar yakni Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Lamongan, Magetan dan Probolinggo,
“Saya berharap wabah yang terjadi bisa menjadi perhatian dari pemerintah pusat sehingga bisa secara serius turun ke Jatim dan memberi bantuan yang diperlukan,” kata Rohie saat dihubungi melalui pesang singkat WhatsApp pada, Rabu (18/5/2022).
Jika terus menyebar, maka dampaknya bukan hanya ke peternak, melainkan juga pada ketersediaan daging secara nasional dan tentu sangat berpengaruh terhadao ekonomi. Sebab, Jawa Timur adalah provinsi pemasok daging sapi terbesar di Indonesia, dengan kontribusi sebesar 43 persen.
“Ini harus dijadikan salah satu masalah nasional karena apa yang terjadi di Jatim akan berdampak pada ketersediaan daging secara nasional,” ungkapnya.
Karena itu, ia menilai perlu adanya langkah pencegahan. Salah satunya dengan menghentikan impor daging baik secara legal maupun ilegal.
“Diduga salah satu sumber dari virus yang terjadi ini dari daging yang datang dari luar negeri,” terangnya.
Kemudian, ditambah dengan adanya alokasi anggaran di Dinas Peternakan yang khusus untuk antisipasi dan penanganan wabah.
“Kami juga mendorong ke depan supaya ada alokasi anggaran yang memadai yang sifatnya antisipatif, supaya saat terjadi wabah seperti ini sudah tersedia anggaran penanganan,” jelasnya.
Ia pun berharap, wabah PMK ini cepat teratasi sebelum Idul adha, sehingga stok daging sapi bisa terkendali dan tidak menimbulkan kenaikan harga pasar.
“Kami DPRD Jatim terus memantau dan mendorong pemerintah, secara khusus dinas peternakan untuk bekerja secara maksimal untuk menangani masalah ini,” pungkasnya