Suaraindo.id – Audit kasus stunting di Kabupaten Kubu Raya merujuk pada Desa Lingga yang dekat dengan pusat Kabupaten yang saat ini masih dalam angka tinggi. Namun, Tim Percepat Penurunan Stunting (TPPS) Kalimantan Barat (Kalbar) mendorong daerah tersebut untuk dianggarkan dana khusus terkait stunting.
Ada perbedaan data stunting di Kubu Raya, berdasarkan SSGI Stunting Kubu Raya 40,3 persen. Namun berdasarkan data EPPGM Stunting di Kubu Raya hanya 7,9 persen.
Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Muslimat mengatakan jika perbedaan tersebut bisa terjadi. Mengingat dua Dirjen di Kementrian Kesehatan yang mengeluarkan data. Namun, perbedaan ini tengah di verifikasi ulang.
“Saat ini data tersebut sedang di proses ulang, guna menepatkam angka data sehingga tidak ada terjadinya perbedaan data,” tuturnya, Rabu (26/10/2022).
Muslimat mengatakan, jika program terkait stunting Kubu Raya cukup baik. Mengingat jika Kabupaten Kota mengalami penurunan stunting, maka presentase stunting di Kalbar akan turun juga.
Sementara itu, Ketua Tim Percepat Penurunan Stunting Kalbar, Ria Norsan mengatakan bahwa di Kubu Raya. Khususnya di Desa Lingga masih cukup tinggi terkait masalah stunting dibandingkan Batu Ampar. Dirinya pun menilai sanitasi di desa tersebut kurang baik sehingga menyebabkan stunting.
“Kami pun terus mendorong daerah untuk mengganggarkan dana khusus terakit stunting,” ucapnya.
Ditempat yang sama, Sekda Kubu Raya, Yusran Anizam menambahkan. Jika usaha menurunkan stunting di Kubu Raya sudah cukup masif. Diantaranya penyediaan USG portabel disetiap Puskesmas.
“Selain itu pemberian gizi tambahan untuk ibu hamil juga dilakukan untuk mencegah stunting sejak dalam kandungan,” tuturnya.
Dirinya pun berharap, agar ditahun berikutnya khususnya di tahun 2024 Kubu Raya bisa mencapai Zero stunting.