Guru di Kalbar Diminta Implementasikan Merdeka Belajar yang Menyenangkan

  • Bagikan
Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan usai menghadiri peringatan HUT ke-73 Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) di Hotel Harmony Inn, Kubu Raya. Foto : Prokopim Kubu Raya

Suaraindo.id – Mengenal Baca, Tulis, Hitung (Calistung) di kalangan anak-anak khususnya pada PAUD dan Sekolah Dasar (SD) tentu tidaklah mudah untuk hal tersebut. Maka dari itu, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menyatakan hal itu menyikapi fenomena di mana kemampuan yang dibangun pada anak di PAUD masih sangat berfokus pada calistung.

Dikatakan muda, jika tidak boleh ada lagi prasyarat masuk Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah mewajibkan siswa harus dapat menguasai calistung.

“Kalau di Kubu Raya kita tekankan hal itu di guru SD-nya. Sehingga nantinya di TK/PAUD juga tidak memaksakan diri (untuk calistung). Kalau di SD kebijakannya sudah oke tidak mensyaratkan itu, maka siswa dan orang tua pun jadi tidak terbebani,” tutur Muda (26/05/2023).

Muda menilai kemampuan calistung yang sempat diterapkan sebagai syarat penerimaan peserta didik baru (PPDB) SD/MI/sederajat menyulitkan anak. Akibatnya anak tidak siap untuk masuk Sekolah Dasar.

“Maka agar itu tidak terjadi, kebijakannya memang harus di SD. Di sini, Dinas Pendidikan itu penting diajak untuk benar-benar berkolaborasi,” jelasnya.

Mengakhiri miskonsepsi tersebut, Muda menyampaikan empat fokus yang kini dilakukan dalam pembelajaran. Pertama, transisi PAUD ke SD harus berjalan dengan mulus. Proses belajar mengajar di PAUD dan SD/MI/sederajat kelas awal, terangnya, harus selaras dan berkesinambungan. Kedua, membina anak tidak hanya kemampuan kognitif tapi juga kemampuan fondasi yang holistik.

“Bukan hanya kognitif, anak-anak juga berhak mendapatkan kemampuan holistik seperti kematangan emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan lainnya,” jelasnya.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat, Rita Hastarita berharap kebijakan Merdeka Belajar Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan dapat diimplementasikan oleh guru-guru yang ada di Kalimantan Barat.

“Karena konsep pembelajaran sudah tidak kita fokuskan lagi kepada calistung, tetapi bagaimana membentuk pondasi anak supaya punya kesehatan mental yang baik,” ujar Rita.

Rita menyebut fokus pemerintah saat ini adalah bagaimana menghadirkan sekolah yang menyenangkan. Ia menyatakan sekolah di pendidikan anak usia dini adalah tempat membangun jiwa anak yang menyenangkan.

“Sehingga mereka tidak kita kejar harus bisa berhitung dan membaca tanpa tahu esensinya,” katanya.

Lebih jauh terkait pendidikan anak secara umum, Rita mengatakan para guru dituntut untuk mampu mendorong anak agar dapat bernalar kritis. Yakni tidak hanya bisa menghapal tapi juga mampu berpikir logis.

“Itu sebenarnya yang kita harapkan. Kalau anak bisa berpikir logis, maka dia akan bisa memecahkan masalahnya baik di sekolah maupun di lingkungannya. Kemudian bisa mandiri, bekerja sama, dan punya kreativitas yang tinggi. Itu sebenarnya profil Pelajar Pancasila yang ingin kita bentuk,” pungkasnya.

  • Bagikan