Petani Kelapa Sawit Kalbar Harap Kenaikan Harga TBS Meningkatkan Kesejahteraan

  • Bagikan
Sebagai Ilustrasi: Pekerja memuat tandan kelapa sawit untuk diangkut ke pabrik CPO di Pekanbaru, Riau, 27 April 2022. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan).Suaraindo.id/Suarakalbar.co..id

Suaraindo.id – Petani kelapa sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (ASPEKPIR) Kalbar berharap ada kenaikan harga tandan buah segar (TBS) sawit, yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.

Ketua ASPEKPIR Kalbar, Marjitan, menyatakan komoditas sawit telah menjadi bagian penting dalam identitas dan sumber pendapatan ekonomi Kalbar, selain sektor tambang.

“Saat ini, harga TBS sawit di Kalbar tertinggi di angka Rp2.000-an per kilogram. Dulu pernah tertinggi tembus Rp4.000 per kilogram. Kami berharap ada kebijakan dan lainnya agar ada kenaikan harga yang signifikan,” ujarnya melansir dari ANTARA, Senin (28/8/2023).

Ia mengatakan komoditas sawit telah menjadi identitas dan sumber pendapatan ekonomi di Kalbar selain tambang.

Komoditas sawit sudah diusahakan oleh petani langsung, sehingga ketika harga sawit turun dan belum stabil seperti saat ini, maka berdampak langsung dengan ekonomi masyarakat.

“Kami berharap pemerintah dan semua pihak yang berhubungan langsung pada sawit memperhatikan soal ini,” kata dia.

Sebelumnya, Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalbar mengeluarkan data terbaru harga TBS sawit yakni periode III Agustus 2023 untuk harga tertinggi pada umur 10-20 tahun yaitu Rp2.257 per kilogram dan CPO Rp10.431 per kilogram.

Kepala Disbunnak Kalbar Heronimus Hero mengatakan bahwa harga TBS sawit di Kalbar masih relatif sama dengan periode sebelumnya. Beberapa periode sebelumnya mengalami tren kenaikan meskipun belum signifikan.

Menurutnya, hampir seluruh harga komoditas perkebunan saat ini mengalami fluktuatif termasuk sawit.

Ia menjelaskan harga TBS sawit yang berlaku di pasaran dipengaruhi harga sawit mentah (CPO) dunia. Dengan kondisi tersebut, pihaknya menyarankan petani tetap menjaga mutu atau kualitas sawit.

Menurut dia, harga CPO dunia tersebut dipengaruhi mutu yang ditetapkan pembeli seperti Eropa atau lainnya yang butuh standar seperti ISPO atau RSPO.

“Rekam jejak budi daya sawit di Kalbar khususnya di kebun mandiri dijaga kualitasnya agar CPO naik. Kalau di Eropa atau pasar dunia menerima sawit kita tinggi, maka harga sawit di petani tinggi. Jadi, tolong jaga kualitas dan ramah lingkungan karena isunya ramah lingkungan,” kata dia.

  • Bagikan