Suaraindo.id– Banyak masyarakat yang masih memiliki pemahaman keliru tentang demam berdarah dengue (DBD). Sebagian orang mengira bahwa setelah pernah terinfeksi DBD, mereka akan kebal terhadap penyakit ini.
Namun, faktanya, ada empat serotipe virus dengue, yang memungkinkan infeksi berulang dan bahkan bisa berisiko lebih parah.
Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis anak, dr. Buti A. Azhali, SpA, MKes, dalam acara edukasi “Langkah Bersama Cegah DBD” yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2024).
“Oleh karena itu, memastikan perlindungan yang lebih baik melalui langkah langkah pencegahan yang tepat sangatlah penting, salah satunya melalui metode vaksinasi,” kata dia melansir dari ANTARA, Minggu(08/09/2024).
Namun, dr. Buti menekankan bahwa vaksinasi harus dilakukan secara lengkap dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan agar memberikan perlindungan optimal. Masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin DBD disarankan berkonsultasi dengan dokter, terutama jika ingin melakukan vaksinasi bersamaan dengan vaksin lainnya.
Namun demikian, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan.
“Terkait dengan pemberian vaksin secara bersamaan dengan vaksin lain, tentunya masyarakat perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter tentang hal tersebut.”
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan RI dr Anas Ma’ruf, MKM, Plt menyebut Indonesia menghadapi beban yang signifikan yang disebabkan oleh DBD, dengan ribuan kasus yang dilaporkan setiap tahun.
Pemerintah telah menyusun strategi nasional yang komprehensif untuk memerangi penyakit ini, dengan fokus pada penguatan sistem surveilans, pengendalian vektor, dan pemberdayaan masyarakat.
Melalui Strategi Nasional Pengelolaan Dengue 2021-2025, kami menetapkan target menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD secara berkelanjutan.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat kumulatif kasus DBD di Indonesia sampai dengan minggu ke-33 tahun 2024 adalah sebanyak 181.079 kasus dengan 1.079 kematian, lebih tinggi dibandingkan jumlah keseluruhan kasus sepanjang tahun 2023, yaitu 44.438 kasus DBD dengan 322 kematian.
Kota Bandung sendiri mencatatkan jumlah kasus DBD tertinggi pada periode yang sama dengan 46.594 kasus dan 281 kematian. Hal inilah salah satunya yang melatarbelakangi kegiatan “Langkah Bersama Cegah DBD” yang merupakan bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD yang merupakan salah satu kemitraan antara PT Takeda Innovative Medicines dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pemerintah dan pemangku kepentingan setempat.
Bandung menjadi kota ketiga diselenggarakannya ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ setelah Surabaya dan Jakarta.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS