Suaraindo.id – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten, Jawa Tengah, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Pada Minggu (27/4/2025), Gunung Merapi meluncurkan guguran lava sebanyak 21 kali ke arah barat daya, dengan jarak luncur maksimal mencapai 1.900 meter. Fenomena ini memicu peningkatan status siaga dari level 2 menjadi level 3, yang berarti masyarakat di sekitar wilayah Gunung Merapi diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
Guguran lava yang terjadi mengarah ke beberapa sungai yang ada di sekitar kaki Gunung Merapi, seperti Kali Bebeng, Kali Krasak, dan Kali Sat/Putih. BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) memantau secara intensif aktivitas vulkanik ini dan mengingatkan adanya potensi bahaya yang cukup serius. Wilayah-wilayah yang terletak di sektor selatan-barat daya, termasuk Sungai Boyong (maksimal 5 kilometer), Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 kilometer), sangat rentan terhadap dampak guguran lava dan awan panas.
Selain itu, lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif juga diperkirakan dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak Merapi. Dengan suplai magma yang masih berlangsung, potensi terjadinya awan panas guguran semakin meningkat, memperburuk risiko bagi wilayah yang berada dalam jarak tersebut.
Seiring dengan peningkatan aktivitas vulkanik ini, BPPTKG meminta masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana (KRB) 3, seperti Desa Klakah, Jrakah, dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Boyolali, untuk selalu waspada. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas di aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi saat hujan lebat terjadi, karena dapat meningkatkan potensi terjadinya banjir lahar dan bahaya lainnya.
Warga yang tinggal di kawasan dengan potensi bahaya tinggi, seperti daerah sekitar Kali Krasak, Kali Bebeng, dan Kali Gendol, diingatkan untuk tidak mendekat atau melakukan kegiatan di sekitar wilayah tersebut hingga kondisi dianggap aman.
BPPTKG akan terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Merapi dengan menggunakan berbagai metode pemantauan dan analisis data yang ada. Pemantauan secara rutin akan dilakukan guna memberikan informasi yang akurat dan terkini kepada masyarakat serta instansi terkait.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS