Suaraindo.id – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) khawatir dengan rencana pemerintah membuka sekolah di kawasan zona kuning Covid-19. Rencana pembukaan ini tertuang dalam surat keputusan bersama atau SKB 4 menteri.
Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo, khawatir pembukaan sekolah dapat memunculkan risiko klaster baru. “Kesehatan lebih penting dibanding tertinggal dan tak optimalnya layanan pendidikan bagi anak selama PJJ (pembelajaran jarak jauh),” ujar Heru.
FSGI menyadari beberapa hal menjadi kendala teknis dalam menerapkan pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Seperti, tidak ada jaringan internet di wilayah, sinyal internet buruk, siswa dan guru tak punya gawai pintar, persoalan jaringan listrik, metode guru kunjung tak optimal karena faktor geografi dan akses ke rumah siswa yang jauh atau sulit ditempuh, orang tua tak bisa optimal mendampingi anak selama PJJ.
Heru mengatakan seharusnya pemerintah pusat dan daerah lebih dulu membenahi persoalan PJJ. Koordinasi dan komunikasi diharapkan lebih intens dan memberikan solusi.
FSGI menyatakan tidak optimalnya komunikasi antara pusat dan daerah bukan alasan yang cukup untuk membuka kembali sekolah di Zona Kuning.
Heru mengatakan FSGI melihat hal ini dapat mempertaruhkan kesehatan guru, siswa, dan orang tua.
Heru mengatakan, bagi FSGI opsi memperpanjang pembelajaran jarak jauh adalah pilihan terbaik saat ini. FSGI berharap orang tua siswa, lebih lapang dan sabar dalam mendampingi anak selama belajar dari rumah.