Muji Benih Warisan Leluhur Marge Kebun Jati yang Patut di Lestarikan

  • Bagikan
Foto bersama saat Muji Benih Warisan Leluhur Marge Kebun Jati (SuaraIndo.Id/Novita)

 

SuaraIndo.Id — Indonesia kaya akan kebudayaan dan kearifan lokal tersendiri, keunikan tradisi turun temurun setiap tempat berbeda- beda namanya.

Salah satunya penghormatan terhadap Dewi Sri atau Dewi Padi, di Kecamatan Kota Agung ada tiga Desa yaitu Desa Kebun Jati, Desa Bintuhan dan Desa Tanjung Raman setiap 10 tahun sekali digelar hal seperti ini namun dikenal sebagai Muji Benih secara bergiliran tiga Desa ini melaksanakan tersebut.

Hari ini Rabu 20 September 2023 digelar dihadiri 3 Desa, Camat Kota Agung, Camat Mulak Ulu, Camat Suka Merindu, Forkopinda Lahat, Jurai Tur, Kades Se- Kecamatan Kota Agung beserta undangan lainnya.

Sedekah Adat ini Agus Darsono selaku Ketua Panitia pelaksana mengatakan bahwa sebagai wujud syukur terhadap Allah, dimana kita diberinya rezeki yang berlimpah, terutama Padi sebagai makanan pokok kita di Sumatera Selatan ini terkhusus di 3 Desa Kecamatan Kota Agung yaitu Desa Kebun Jati, Bintuhan dan Tanjung Raman, Dulunya Marge Kebun Jati .

“Kita tidak pernah kekurangan maupun kelaparan, untuk itulah setiap 10 tahun sekali mengadakan Muji Benih,”katanya

Sementara itu,  Kades Tiga Desa Tanjung Raman, Kebun Jati dan Bintuhan. di tahun 2023 ini adalah waktu telah sampai untuk melaksanakan Warisan Leluhur melaksanakan Muji Benih, Suku SPS Kebun Jati.

“Muji benih merupakan warisan leluhur kita yang perlu dipertahankan dan lestarikan walau kita di era modernisasi, kami menginginkan Marge Kebun Jati dijadikan ke amatan. Namun oleh karena keadaan semoga pemekaran Daerah nantinya terealisasi,”ungkapnya

“Harapan kami ke depan semoga infrastruktur jalan ditingkatkan lagi mengingat akses jalan kami merupakan jalan alternatif menuju Pagar Alam dan sekitarnya,” ujarnya

Sumirhan bin Yarus Jurai Tue dari Desa Tanjung Menang Kecamatan Tanjung Tebat menyampaikan  asal usul Muji Benih adalah Puyang kami 3 beradik yaitu Putri Bungkuk dari Desa Gunung Liwat, Anak belai benih padi Agai karena Puyang Kebun Jati ini sangat Cerdik.

“Pada waktu itu bersuami dengan pengangguran, sang suaminya membujuk istrinya untuk meminta rezeki keluarganya di Desa Tanjung Menang dengan menghiba menangis (kalau sekarang itu modus biar cepat dikabulkan),”ungkapnya

Dilanjutkannya, Kakaknya langsung mengabulkan permintaan kepada adiknya Putri Bungkuk sebelum matahari terbit, lalu dikasih tanah inipun suami istri dari putri Bungkuk bingung dengan tanah ini mau dijadikan apa.

Lalu puyang Rabu Saman diberikan benih padi namun diultimatum setiap 10 tahun sekali untuk melaksanakan Muji benih dengan syarat harus memotong Kerbau dan pamit dengan Jurai Tue di Tanjung Menang ” demikian sekelumit singkat sejarah Muji Benih ” ujar Jurai Tue Padi Agai Desa Tanjung Menang Kecamatan Tanjung Menang.

Beliau berharap kepada penerus untuk tetap melaksanakan Adat Lelulur Muji Benih yang dilaksanakan 10 tahun sekali ini, sebagai wujud syukur.

Sementara itu Wabup Lahat H.Haryanto SE,MM,MBA berpesan kepada 3 Desa Kebun Jati, Tanjung Raman dan Desa Bintuhan untuk tetap melestarikan Adat istiadat dari Leluhur. “Semoga hasil panen nantinya berlimpah ruah,” ujar Wabup.

Sebagai pelengkap dari Hikayat dari Jurai Tue Agai Benih Padi digelar Tarian Muji Benih dari Desa Bintuhan, di penghuhing kegiatan ini penyerahan Kurci bedah rumah secara simbolis dari PU Perkim Lahat kepada warga Desa Kebun Jati.

  • Bagikan