Pengurus MN KAHMI NTB Soroti Pemberitaan Negatif Tuan Guru Bajang

  • Bagikan

SUARAINDO.ID —– Pengurus Majlis Nasional Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) periode 2022-2027 asal NTB, Dr. Abdul Hayyi Akrom, M.Pd, menyampaikan, keprihatinannya terkait pemberitaan mengenai Tuan Guru Bajang (TGB) yang beredar belakangan ini.

Menurutnya, sejumlah media mainstream menggunakan istilah yang cenderung merugikan TGB, terutama terkait dengan kata-kata yang bersifat tendensius.

Dr. Hayyi, yang juga mantan Ketua PB HMI Bidang Pendidikan, mengkritik penggunaan kata-kata seperti “kabur” dalam pemberitaan yang merujuk pada TGB. Ia menilai istilah tersebut sangat tidak sesuai dengan reputasi TGB sebagai tokoh nasional asal NTB.

Menurutnya, istilah “kabur” memiliki konotasi negatif yang dapat menyesatkan publik, di mana kata tersebut mengarah pada pemahaman bahwa seseorang meninggalkan tempat tanpa sepengetahuan orang lain, termasuk tuan rumah.

Selain itu, Dr. Hayyi juga mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata terkait dengan proses hukum. Ia menyarankan agar pemberitaan menyebutkan status seseorang secara jelas, seperti “dipanggil sebagai saksi” daripada hanya menggunakan kata “diperiksa”.

Hal ini penting untuk menghindari kesan yang keliru dan tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah.

Dr. Hayyi menekankan, bahwa pemberitaan tentang tokoh-tokoh publik, seperti TGB, seharusnya disajikan secara objektif dan tidak dimanfaatkan hanya untuk mencari sensasi. Ia mengingatkan pentingnya mempertimbangkan dampak pemberitaan yang dapat menyinggung perasaan jamaah dan simpatisan TGB.

“Media memiliki peran besar dalam mencerdaskan masyarakat. Oleh karena itu, ia mengimbau agar setiap pemberitaan memperhatikan aspek kemaslahatan, termasuk menjaga nama baik tokoh yang diberitakan,” Kata alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Hayyi, pada wartawan, Sabtu 15 Pebruari 2025.

Informadi yang tidak lengkap atau mengarah pada penyalahgunaan informasi dapat mempengaruhi pemahaman masyarakat yang belum sepenuhnya memahami status hukum seseorang.

Menurut alumni IAIN Jember ini, media sangat berperan dalam mencerdaskan publik dengan dinamika yang terjadi di tengah-tengah masyaratat. Namun, aspek kemaslahatan, termasuk nama baik menjadi sangat penting untuk diperhatikan dalam setiap pemberitaan.

Penulis: NanangEditor: Redaksi
  • Bagikan