Suaraindo.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap berbagai modus dugaan korupsi dalam proyek strategis nasional Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Jakarta–Bandung atau Whoosh. Kasus ini disebut berkaitan erat dengan pengadaan serta pembebasan lahan proyek yang diduga merugikan keuangan negara dalam jumlah besar.
Plt Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menjelaskan bahwa salah satu modus utama adalah mark up harga lahan yang nilainya jauh dari kewajaran. Dalam sejumlah temuan, harga tanah yang seharusnya bernilai Rp10 miliar justru dibeli hingga Rp100 miliar oleh pihak proyek.
“Orang itu misalkan di pengadaan lahan yang harusnya di harga wajarnya 10, lalu jadi 100, kan jadi enggak wajar tuh. Nah, kembalikan dong, negara kan rugi. Yang seharusnya negara membeli tanah itu dengan harga 10, kemudian harus membeli dengan harga 100, balikin. Ini diproses pengadaan lahannya,” ujar Asep di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Selain mark up harga, Asep menyebut ada pula modus penjualan tanah negara kepada pihak KCIC. Dalam modus ini, sejumlah pihak mengklaim tanah milik negara sebagai miliknya pribadi, lalu menjualnya dengan harga tinggi untuk kepentingan proyek kereta cepat Whoosh.
“Ada tanah negara yang diklaim sebagai tanah pribadi, lalu dijual ke pihak KCIC. Ini jelas melanggar dan sedang kami dalami,” tegasnya.
Asep menegaskan bahwa penyelidikan yang dilakukan KPK tidak akan mengganggu operasional maupun pelayanan publik kereta cepat Whoosh. Lembaganya hanya fokus mengusut dugaan tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara, khususnya dalam aspek pengadaan dan pembebasan lahan proyek tersebut.
KPK memastikan seluruh pihak yang terlibat, baik dari unsur pemerintah maupun swasta, akan dimintai pertanggungjawaban hukum apabila terbukti melakukan praktik korupsi dalam proyek yang menelan investasi besar tersebut.
Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung sendiri merupakan salah satu proyek infrastruktur unggulan nasional yang diresmikan pada 2023 lalu, dengan tujuan mempercepat konektivitas dan efisiensi transportasi antarkota.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS













