Jokowi dan PM Singapura Soroti Konflik Myanmar

  • Bagikan
Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsie Loong dalam pertemuan bilateral di The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1). (Foto: Courtesy/Biro Setpres)

Presiden Joko Widodo dan PM Singapura Lee Hsie Loong menyoroti kekisruhan yang terjadi di Myanmar. Dalam pertemuan bilateral antara keduanya di The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1). keduanya menyatakan prihatin dengan perkembangan yang terjadi di Myanmar pada saat ini.

“Indonesia dan Singapura memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya pelaksanaan 5 point consensus. Konsensus ini merupakan keputusan ASEAN pada tingkat tinggi dan harus dihormati oleh semua,” ungkap Jokowi.

PM Singapura Lee Hsien Loong disambut oleh jajaran menteri saat kedatangannya di Pulau Bintan, 25 Januari 2022. (Foto: Courtesy/Setpres RI)
PM Singapura Lee Hsien Loong disambut oleh jajaran menteri saat kedatangannya di Pulau Bintan, 25 Januari 2022. (Foto: Courtesy/Setpres RI)

Presiden melanjutkan, Indonesia dan Singapura juga sepakat bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar akan terus menjadi perhatian utama. Maka dari itu, menurut Jokowi, bantuan kemanusiaan harus terus di dorong dan diberikan tanpa adanya diskriminasi.

Senada dengan Jokowi, PM Lee juga menyatakan bahwa Myanmar masih tetap dalam situasi yang serius. Ia melihat bahwa tidak ada perkembangan yang cukup signifikan dari implementasi kesepakatan lima poin ASEAN sejak diadopsi di Jakarta, April tahun lalu.

“Kita berkomitmen untuk menolong Myanmar dalam mencapai resolusi yang tahan lama dan damai demi kepentingan rakyatnya. Meski begitu, penting juga bagi Ketua ASEAN dan utusan khususnya untuk melibatkan semua pihak,” ungkap PM Lee

PM Singapura Lee Hsien Loong menulis di buku tamu disaksikan Presiden Jokowi. (Foto: Courtesy/Setpres RI)
PM Singapura Lee Hsien Loong menulis di buku tamu disaksikan Presiden Jokowi. (Foto: Courtesy/Setpres RI)

Singapura, ujar PM Lee, akan terus bekerja sama dengan Keketua, n ASEAN yang dipegang oleh Kamboja, kemudian ketua ASEAN selanjutnya yakni Indonesia dan anggota ASEAN lainnya pada implementasi penuh dari kesepakatan lima poin dan keputusan ASEAN terkait lainnya.

Lebih jauh, keduanya juga sepakat mengenai pentingnya penguatan kelembagaan ASEAN, agar kelak ASEAN lebih tangguh dan mampu merespons berbagai tantangan baru di masa yang akan datang.

Perjanjian Bilteral

Dalam pertemuan ini, kedua negara juga telah menandatangani sejumlah perjanjian bilateral, mulai dari ekonomi, pertahanan, hingga keamanan.

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, menggelar pertemuan bilateral di Ruang Dahlia, The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa 25 Januari 2022. (Foto: Courtesy/Biro Setpres)
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, menggelar pertemuan bilateral di Ruang Dahlia, The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa 25 Januari 2022. (Foto: Courtesy/Biro Setpres)

Jokowi menjelaskan kedua negara akan senantiasa mendorong kerja sama dalam pemulihan ekonomi. Singapura, kata Jokowi, merupakan investor terbesar di Indonesia, di mana investasi Singapura dalam kurun waktu Januari-September 2021 mencapai $7,3 miliar. Dalam pertemuan ini, telah dicapai kesepakatan adanya investasi baru Singapura senilai $9,2 miliar.

“Pertemuan retreat mencatat adanya investasi baru senilai $9,2 miliar antara lain di bidang energi baru dan terbarukan (EBT) di sekitar Batam dan Pulau Sumba dan Manggarai Barat, NTT serta pembangunan Hub Logistik di Pelabuhan Tanjung Priok,” jelas Jokowi.

Ia menekankan bahwa investasi di bidang EBT akan terus menjadi prioritas Indonesia dalam rangka meningkatkan implementasi dari ekonomi hijau yang berkelanjutkan. Selain itu, guna memperkuat iklim investasi hijau juga telah ditandatangani MoU kerja sama energi, serta MoU kerja sama green and circular economy development.

Guna menjaga stabilitas finansial dan moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi, kedua negara juga telah menandatangani beberapa kerja sama keuangan, seperti local currency bilateral swab agreement.

“Saya juga berharap agar MoU antara Bank Sentral terkait inovasi pembayaran, antipencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme dapat segera ditandatangani. Selain itu guna mendukung mobilitas manusia yang aman kedua negara saat ini sedang memfinalisasi kerja sama pengakuan vaksin dan penyelarasan interoperabilitas platform pelacakan dan perlindungan yang dimiliki kedua negara,” tuturnya.

Dalam bidang politik, hukum dan keamanan, Jokowi dan PM Lee juga telah menyepakati beberapa hal, termasuk excanghe letter antara Menko Maritim dan Investasi RI dan Menteri Koordinasi untuk Keamanan Singapura. Kemudian perjanjian esktradisi dan persetujuan flight information region (FIR) serta pernyataan bersama Menteri Pertahanan kedua negara tentang kerja sama pertahanan.

Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsie Loong dalam pertemuan bilateral di The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1). (Foto: Courtesy/Biro Setpres)
Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsie Loong dalam pertemuan bilateral di The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1). (Foto: Courtesy/Biro Setpres)

“Untuk perjanjian ekstradisi dalam perjanjian yang baru ini, masa retro aktif diperpanjang dari semula 15 tahun menjadi 18 tahun sesuai dengan pasal 78 KUHP. Sementara dengan penandatanganan perjanjian FIR, maka ruang lingkup FIR Jakarta akan melingkupi seluruh wilayah udara teritorial Indonesia terutama di perairan sekitar Kepulauan Riau dan Kepulauan Natuna,” jelasnya.

Singapura dan Indonesia juga melakukan kerjsa sama pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kerja sama di bidang ini, ujar Jokowi, telah menjadi komitmen kedua negara sejak beberapa tahun silam. Khusus untuk tahun ini, akan dilakukan pelatihan SDM antara Singapura dan Provinsi Kepulauan Riau untuk penguatan kapasitas di bidang food industry 4.0 dan rantai pasokan.

Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsie Loong menyaksikan sejumlah penandatanganan kerja sama antara dua negara. (Foto: Courtesy/Biro Setpres)
Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsie Loong menyaksikan sejumlah penandatanganan kerja sama antara dua negara. (Foto: Courtesy/Biro Setpres)

“Kerja sama seperti ini dapat dikembangkan lebih lanjut diberbagai daerah. Untuk skala lebih besar saya menyambut baik rencana penandatanganan MoU on human capital partnership arrangement. MoU ini akan memperkuat kerja sama research dan penguatan kelembagaan dan pertukaran mahasiswa dalam rangka memperkokoh konsep kampus merdeka di Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu PM Lee menilai bahwa berbagai perjanjian yang telah disepakati dalam pertemuan bilateral ini menunjukkan kekuatan hubungan yang baik antara Indonesia dan Singapura. Perjanjian ini telah merepresentasikan keseimbangan antara kepentingan rakyat dan keuntungan bagi kedua negara. Ia yakin hubungan bilateral keduanya akan semakin berjalan dengan baik ke depannya. [gi/ab]

  • Bagikan