Suaraindo.id – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni secara simbolis melepasliarkan enam individu orang utan ke habitat alaminya di kawasan Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Rabu (23/4/2025). Langkah ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam upaya pelestarian satwa liar dan hutan tropis Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, Menhut Antoni didampingi oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Nunu Anugrah, serta CEO Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Jamartin Sihite.
“Ada kebahagiaan karena hari ini kita berhasil melepasliarkan enam orang utan ke habitat alaminya. Namun, ini juga menjadi tantangan besar bagi kami untuk lebih serius dalam menjaga kelestarian hutan, ekosistem, dan satwa lainnya agar tidak banyak lagi yang harus dikonservasi,” ujar Antoni, seperti dilansir dari
Antoni menegaskan, menjaga populasi orang utan bukan hanya soal konservasi, melainkan juga menjaga keseimbangan alam. Ia menyebut bahwa disiplin dalam pelepasan kawasan hutan sangat penting, mengingat ketiga elemen utama—kelestarian hutan, pembangunan berkelanjutan, dan kesejahteraan masyarakat—harus dijaga secara seimbang.
“Pembangunan tidak boleh berhenti karena menyangkut kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Namun, kita juga tidak bisa mengabaikan kelestarian hutan. Ini adalah amanah Tuhan untuk kita jaga demi masa depan generasi mendatang,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga hutan dan keanekaragaman hayati Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, organisasi non-pemerintah, pihak swasta, hingga masyarakat lokal dinilai sangat krusial.
“Kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Kita perlu kerja sama dari semua pihak untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan,” tambah Antoni.
Dalam proses pelepasliaran tersebut, rombongan menempuh perjalanan menyusuri sungai menggunakan perahu dari Dermaga KM 67 menuju Dermaga Ponton, lalu melanjutkan dengan berjalan kaki ke titik pelepasan. Di lokasi, Menteri Antoni secara langsung membuka kandang salah satu orang utan betina berusia 10 tahun bernama Mikhayla, yang kemudian berlari menuju hutan lepas.
Aksi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa Indonesia masih menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati dunia yang harus dijaga. Pemerintah berharap langkah-langkah pelestarian seperti ini dapat terus digalakkan untuk menjamin keberlangsungan hidup satwa liar dan ekosistem hutan tropis Indonesia
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS