![]() |
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Direktur MRT William Sabandar saat merayakan ulang tahun PT MRT ke 12 di depan Stasiun MRT Dukuh Atas, Rabu 17 Juni 2020.(Teras.id) |
Suaraindo.id – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memotong tumpeng bersama Direktur MRT Jakarta William Sabandar di depan Stasiun MRT Dukuh Atas pada Rabu 17 Juni 2020. Potong tumpeng dilakukan untuk merayakan ulang tahun PT MRT Jakarta yang kini memasuki usia 12 tahun.
Anies Baswedan menyampaikan pesan kepada MRT Jakarta bahwa pengembangan Ratangga (nama kereta MRT) masih berlangsung lama. MRT mempunyai target mengembangkan rute sepanjang 230 Km. Sedangkan, saat ini rute MRT baru 16 Km pada fase pertama. “Perjalanan ini masih panjang maka stamina harus dijaga, stamina fisik, stamina intelektual dan stamina mental,” ujar Anies.
Di usia lebih dari satu dekade ini, perusahaan daerah tersebut mempunyai tantangan lebih berat lagi dalam mengembangkan Ratangga. Tantangan bertambah karena MRT Jakarta turut terkena pukulan pagebluk virus corona yang belum diketahui kapan bakal berakhir.
Pendapatan MRT Jakarta anjlok sejak corona mewabah. “Begitu krisis terjadi otomatis ada penurunan pendapatan, baik pendapatan fare box maupun non-fare box, termasuk mungkin juga yang sudah kami antisipasi adalah pendapatan subsidi,” kata William. Berikut ini sejumlah tantangan MRT Jakarta ke depan:
Menaikkan Jumlah Penumpang
Jumlah penumpang Ratangga anjlok selama pandemi corona. Merosotnya pengguna membuat pendapatan MRT turun. Pada masa normal Ratangga melayani sekitar 100 ribu penumpang per hari. Namun, sejak virus corona merajalela, penumpangnya mentok di kisaran 4.000 orang. Pendapatan tiket terjun bebas sekitar 95 persen.
Angka penumpang mulai merangkak naik menjadi sekitar 13 ribu sejak DKI menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi pada pekan lalu. William meyakini jumlah penumpang MRT akan terus meningkat sering dengan PSBB transisi. Dia bahkan optimistis jumlah penumpang MRT akan mencapai puluhan ribu dalam beberapa bulan ke depan karena kegiatan perkantoran dan perekonomian sudah kembali berjalan.
Sejak PSBB transisi jam operasional MRT ditambah dari jam operasional hanya 12 jam, yakni pukul 06.00-18.00 WIB kembali menjadi normal 05.00 WIB-21.00 WIB. Selain itu, seluruh stasiun MRT juga sudah kembali dibuka setelah tujuh stasiun MRT sebelumnya ditutup karena PSBB.
Ubah Pola Bisnis
MRT Jakarta berencana mengubah model bisnis perusahaan akibat pandemi corona yang dinamakan business beyond normal. MRT berencana membangun ruang kerja bersama atau coworking space di stasiun. “Kami sedang mengupayakan untuk beberapa ruangan yang ada di stasiun bisa kami manfaatkan sebagai coworking space,” kata William saat konferensi pers virtual, Kamis, 11 Juni 2020.
PT MRT Jakarta tengah meninjau ide bisnis baru ini. William menjelaskan, coworking space di stasiun akan dilengkapi dengan fasilitas untuk rapat secara daring atau konferensi video (video conference).
Menurut dia, penyediaan coworking space bisa terwujud setelah Jakarta memasuki masa tatanan hidup normal baru alias new normal. Sebab, saat ini, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih berlangsung dan masyarakat belum melakukan banyak kegiatan.
Ide ini masuk dalam kategori inovasi bisnis di luar pendapatan tiket atau disebut non-farebox pasca Covid-19. Ada beberapa ide bisnis lain untuk menopang keuangan perusahaan, yakni pemanfaatan website dan media sosial, cashless retail transaction, dan kerja sama pengiriman dokumen serta barang.
Selanjutnya pelatihan daring dan berbagi ilmu kepada UMKM serta startup. BUMD itu juga tengah meninjau bagaimana mengoptimalkan aplikasi sebagai wadah pembelian tiket, media iklan, dan pelayanan lainnya. “Karena MRT harus mengedepankan layanan yang memastikan aman, nyaman, dan sehat, kami bisa mendorong dari pendapatan non-farebox. Yang akan kami pacu pendapatan non-farebox,” jelas dia.
Adaptasi New Normal
MRT Jakarta telah menerapkan protokol kesehatan selama beroperasi saat wabah corona mendera Ibu Kota. Bahkan, MRT Jakarta berencana tetap memberlakukan protokol kesehatan kepada penumpang dan petugas setelah pandemi Covid-19 berakhir.
William Sabandar menuturkan langkah ini diambil dengan pertimbangan bahwa masyarakat cenderung tetap memperhatikan aspek kesehatan di transportasi umum meski wabah corona telah selesai.
“Jadi kami tetap meneruskan nantinya pasca Covid-19 adalah budaya untuk social distancing. Kami akan meneruskan budaya menggunakan masker dan pemeriksaan temperatur,” kata William.
Untuk tetap memberikan rasa aman kepada masyarakat, MRT Jakarta mengusung empat tema, yaitu bersih, sehat, aman, dan prima. Tema ini baru diterapkan ketika kondisi sudah beralih dari krisis menjadi normal kembali.
Menurut William, implementasi aspek bersih berarti memastikan seluruh fasilitas stasiun bersih. Karena itulah, protokol kesehatan penanganan Covid-19 bakal menjadi acuan PT MRT untuk memastikan setiap orang bebas dari virus atau kuman. Pengguna dan petugas kereta, lanjut dia, juga harus memperhatikan aspek kebersihan atas diri sendiri.
Melanjutkan Pembangunan Fase Dua
Pengerjaan konstruksi proyek kereta MRT Fase 2A untuk paket CP-201 (rute Thamrin-Monas) ditunda akibat pandemi corona melanda Indonesia, khususnya Jakarta. Pengerjaan proyek mundur tiga bulan dari Maret menjadi Juni 2020. “Kami tunda karena memang tidak mungkin mobilisasi pekerjaan berat pada fase-fase Covid-19 ini,” kata William.
Dia menyebut, sebagian tenaga kerja pengerjaan MRT Fase 2A didatangkan dari Jepang. Situasi Jakarta yang tengah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak memungkinkan untuk mendatangkan sumber daya dari Negeri Sakura itu.
Alasan kedua lantaran PT MRT menekan terjadinya pembengkakan anggaran. Ini mengingat pembayaran bahan baku kereta dengan mata uang Yen. Karena itulah, kata William, perusahaan memilih menunda pengerjaan proyek. “Kalau kami paksakan pekerjaan ini dilaksanakan pada fase-fase krisis seperti ini otomatis anggaran konstruksi itu akan meningkat,” ucapnya.
Walau pengerjaan molor, tapi pembebasan lahan tetap berjalan. Menurut William, pihaknya telah menandatangani kontrak dengan konsorsium Shimizu Corporation Indonesia dan PT Adhi Karya pada Februari 2020.
Dengan begitu, pengerjaan CP-201 seharusnya bakal berjalan 1 Maret 2020 dan selesai 31 Desember 2024. Karena wabah virus corona, PT MRT harus merevisi jadwal menjadi 3 Juni 2020 untuk pengerjaan dan ditargetkan rampung 30 Maret 2025. Penyelesaian keseluruhan konstruksi MRT melambat dari target November 2025 menjadi Februari 2026. Rencana operasional kereta pun berubah ke Maret 2026.
Kereta bawah tanah Fase 2A melintas di Thamrin-Monas-Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar-Glodok-Kota sepanjang 5,8 kilometer. Sementara rute Fase 2B dari Kota hingga Depo Ancol Barat sepanjang 6 kilometer.
MRT Jakarta telah mendapatkan kucuran dana dari Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai 22,5 triliun. BUMD itu membutuhkan dana tambahan Rp 7,3 triliun yang sudah diusulkan ke pemerintah.
Sumber:Teras.id